Page 36 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 36

terlalu ngoyo mendukung dan saling menjelekkan. Mau milik no 1 atau
        2 ya monggo saja. Itu hak kalian. Tetapi ya harus menghormati hak orang
        lain juga. “ kata Mbah Atmo panjang lebar.
               Karyo menundukkan muka sambil  mengusap wajahnya  yang
        terasa perih. Pukulan Slamet mendarat mulus di mukanya  lebih dari
        satukali.  Ada rasa sesal dan malu tidak mampu mengontrol emosinya.
        Padahal  Slamet  adalah  sahabatnya  sejak  lama.  Kenapa  hanya  karena
        pilihan  yang berbeda dia  menjadi  emosi dan kalap? Karyo meringis
        sambil mendengarkan nasehat Mbah Atmo.


               Sementara Slamet masih  berdiri  di  sebelah kiri Mbah  Atmo
        dengan  sesekali  meringis  memegangi  perutnya.  Beberapa  tendangan
        kaki Karyo tepat mengenai perutnya. Rasanya melilit  sekaligus  nyeri.
        Hatinya diliputi perasaan penyesalan telah membuat Karyo marah dan
        mereka berkelahi. Selama bertahun-tahun bersahabat mereka berdua
        selalu  rukun  bahkan  sesekali  mereka saling  membantu.  Saat Karyo
        sedang membutuhkan uang banyak untuk keperluan tertentu, Slamet
        dengan  ikhlas  membiarkan  rejekinya untuk Karyo.   Demikian  juga
        sebaliknya. Sungguh persahabatan yang baik diantara mereka. Slamet
        tidak  rela  jika  persabahatan  mereka  selama  ini  hancur  hanya  karena
        masing-masing mempunyai pilihan yang berbeda.

               “Nah, lebih baik kalian segera berbaikan. Tidak baik  memelihara
        permusuhan. Kita ini sama-sama orang kecil. Kalau tidak kompak, gimana
        mau cari rejeki buat anak istri? Ayo, salaman!” kata Mbah Atmo dengan
        nada memerintah.
               Karyo  dan   Slamet  tanpa disegaja saling  pandang   dalam
        waktu yang bersamaan.  Ada keraguan di mata Slamet, tetapi segera
        terhapus ketika melihat senyum Karyo. Reflek mereka saling berpelukan
        dan tanpa menunggu lama kemarahan segera mencair. Tak  ada lagi
        permusuhan dan dendam yang memenuhi hati mereka. Pelukan Slamet
        mengendor saat Karyo menjerit kesakitan karena tanpa segaja  Slamet




        36                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41