Page 29 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 29
Puluhan kali pipi putih dan mulus Murni yang dulu dia kagumi
yang dulu sering dia ciumi dengan penuh nafsu, ternoda kena tamparan
tangannya. Di mata Karjo istrinya
yang cantik, putih dan sexy itu tak lagi menarik dan tak lagi menggairahkan
kelelakian Karjo lagi. Yang ada di otak, dan mata Karjo istri dan anaknya
adalah penghalang kesenangannya dan keinginan Karjo.
Mendapat perlakuan suaminya, Mumi yang terbiasa sejak kecil
dididik untuk selalu bersikap lembut, penurut dan pengalah tidak bisa
berbuat apa-apa. Dia hanya bisa
berdoa dan mengharap suaminya akan kembali sepertj dulu lagi.
Mumi tetap bersikap biasa dan membesarkan Satno anaknya dengan
tanggungjawab seorang ibu Kepasrahan dan ketulusan dengan
menerima semua perlakuan suaminya justru menambah Karjo semakin
jauh darinya.
“ Mas, turun mana ?”
Tiba-tiba terdengar suara kernet mernbuyarkan larnunan
panjang Ka1jo.
Karjo tergagap, dia menghela napas panjang, di rogolmya saku
celananya dan diambilnya selembar uang seribuan kemudian diberikan
kepada kernet yang tangannya terulur menunggu ongkos dari Karjo.
“Turun terminal Sana mas.” Jawab Karjo asal-asalan.
Karjo kembali termangu-mangu, dia binggung mau kemana.
Ketempat teman-temannya jelas tidak mungkin. Hutangnya sudah
menumpuk dan tak mungkin lagi teman-temannya akan memberi
pinjaman uang lagi. Pikirannya berputar-putar mencari akal untuk tetap
bisa memenuhi keinginannya bersenang-senang. Tiba-tiba Karjo teringat
kalau di nunah masih ada perhiasan istrinya yang dulu untuk seserahan
yang dia berikan waktu meminang Mumi.
“Stop pak, saya turun di sini,” kata Karjo cepat ke sopir. Tanpa
memperdulikan umpatan sopir yang kaget dengan permintaan Karjo
yang mendadak dan gerutuan-gerutuan penumpang yang kaget karena
sopir mengerem mendadak angkutannya, Karjo melompat turun dan
Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 29