Page 42 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 42

“Gethuk dan tape nggak bisa bertahan lama, Le,” jawab Lastri.
               “Mungkin simbok ada ide lain?” tanya Banyu.
               Lastri  memutar  otak,  tapi  matanya  tertuju  ke  tangan  Banyu.
        Bocah laki-laki itu menggenggam bungkusan berisi kripik singkong.
               “Ng… kalau dibuat kripik, gimana, Le?”
               Banyu menghentikan kunyahannya.
        “Betul!” seru Banyu kegirangan. “Kalau kripik kan bisa lebih awet, Mbok.
        Bisa disimpan sampai berbulan-bulan dan nggak akan busuk, tambah
        Banyu, menyakinkan ibunya.
               “Ehm…. Gimana, ya?”
               “Nanti Banyu pasti bantu simbok kok. Banyu bisa bantu ngupas dan
        motong-motong singkongnya. Kalau perlu, Banyu ikut mengorengnya.”
               “Benar  juga,”  gumam  Lastri  setelah  berpikir  beberapa  saat.
        “Membuat kripik singkong bisa menyelamatkan hasil panen kita. Syukur-
        syukur kalau harganya lebih bagus, kita pasti tidak akan rugi besar seperti
        selama ini.”
               “Jadi, simbok setuju?” tanya Banyu antusias.
               Lastri tersenyum senang.






                                         ***

        Tiga bulan berikutnya….


               “Mbok,  sepertinya  kita  kekurangan  barang.  Pesanan  dari  Solo
        masih kurang sepuluh kilogram lagi. Belum yang dari Kudus. Padahal
        semua  harus  dikirim  dua  hari  lagi.”  Karman  memperlihatkan  daftar
        pesanan yang harus mereka kirim.
               “Iya, Pak. Mereka menambah stok untuk lebaran. Nanti kita ambil
        saja dari Yu Sipon, Pak. Kalau kurang, minta Ningsih. Jadi, kurangnya tiga
        puluh lima kilo.”




        42                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47