Page 74 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 74

melanjutkan sekolah ke SMP. Tetapi terpaksa Sekar tidak melanjutkan
        sekolah karena bapak meninggal dunia. Sekar memilih mengutamakan
        kedua adiknya agar bisa terus sekolah. Dia membantu ibunya mencari
        uang untuk hidup mereka sehari-hari.
               Ibu  memandang  Sekar  dengan  prihatin.  Harapan  Sekar  untuk
        melanjutkan sekolah sangat besar. Meskipun mereka orang miskin, tetapi
        kemauan  mendapatkan pendidikan yang tinggi   tidak bisa dipupuskan.
        “Bu, dagangan Sekar tadi tidak habis.  Jadi Sekar tidak belanja di warung,”
        kata Sekar sambil memberesi kotak makan yang sudah kosong isinya.
        Selain  membantu memasak  di warung makan, Sekar  juga berjualan
        makanan ringan yang dititipkan di sekolah.
               “Tidak  apa-apa.  Begitulah  orang jualan.  Kadang  habis,  tetapi
        kadang masih sisa,” ibu berusaha menghibur anaknya.  “Yuk, ibu mau
        melanjutkan kerja.“ Ibu segera berdiri dan bergabung dengan ibu yang
        lain.
               Saat  matahari mulai  turun, rombongan kecil itu tampak
        menuruni  bukit.  Semua  ibu  memanggul  karung  plastik  berisi  gaplek
        kering,  sementara Sekar  membantu membawakan semua peralatan
        makan ibu-ibu dalam beberapa kantong plastik. Mereka berjalan  pelan
        beriringan  menapaki jalan setapak yang debunya beterbangan saat angin
        berhembus. Sekar berjalan paling belakang. Saat tiba di belokan bukit,
        Sekar menghentikan langkahnya. Pandangan matanya lurus ke depan,
        menatap jauh  gedung yang tampak dari bukit hanya berupa titik-titik
        kecil yang rapat. Ada binar harapan dan kekaguman saat mata bulatnya
        tidak beralih melihat titik itu dari jauh. Ya, bangunan itu adalah gedung
        SMP. Meskipun tidak terlalu nyakin bangunan yang sebelah  mana, tetapi
        Sekar mengkhayalkan di seputar tempat nan jauh disana letak sekolah
        itu. Memandang gedung itu dari jauh menambah semangat Sekar untuk
        naik ke bukit.   Entah mengapa  gedung itu  menambah sikap optimis
        Sekar  untuk  melanjutkan  pendidikan.  Suatu  saat  nanti  aku  pasti  bisa
        kesana, senyum mengembang dari bibir Sekar. Ayunan kakinya kembali
        menapaki kaki bukit.
                                          **



        74                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79