Page 78 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 78

Tanpa banyak bicara, Sekar ke belakang dan  tak lama kemudian
        menghampiri ibu dengan membawa secangkir teh panas. Setelah minum
        teh, ibu memandang Sekar dengan tersenyum letih.


               “Maaf, Nduk. Ibu tergesa-gesa sampai lupa pamit. Tadi ibu ada
        perlu sebentar. Ada kebutuhan yang harus ibu cari. Ibu pergi ke beberapa
        rumah saudara kita. ..”
               “Apakah  ini  berkaiatan  dengan  kedatangan  bu  Somo  kemarin,
        bu?” tanya Sekar.
               Ibu memandang Sekar  sejenak  kemudian  mengalihkan
        pandangan ke luar rumah.
               “Ibu dapat pinjaman?”
               Ibu mengelengkan kepala.
               “Hutang kita masih  cukup  banyak. Ada  tujuhratusribu  yang
        belum terbayar. Bu Somo  butuh  uangnya besok. Ibu sudah  berusaha
        mencari pinjaman. Tetapi …tidak dapat,” ada nada penyesalan dalam
        kalimat ibu.

               Sekar berjalan ke kamarnya. Tadi sore Sekar sudah memutuskan
        untuk memberikan uang simpanannya untuk membayar hutang.
               “Apa ini  Sekar?”tanya ibu  binggung saat Sekar  memberikan
        amplop berisi uang pecahan limaribuan, sepuluh ribuan dan pecahan
        lainnya.
               “Tabungan Sekar untuk mengembalikan uangnya bu Somo, bu,”
        jelas Sekar.
               “Tapi,  nduk?  Uang  ini  kamu  kumpulkan  untuk  biaya  sekolah.
        Bagaimana mungkin..?”
               “Tidak mengapa, bu. Sekar memang sangat ingin masuk SMP.
        Tapi…mungkin  tahun  ini  Sekar  belum  bisa  meneruskan  sekolah  lagi.
        Uang ini lebih dibutuhkan ibu. Insyaalloh tahun depan Sekar bisa sekolah.
        Sekar akan giat mengumpulkan uang lagi, bu.”kata Sekar dengan mata
        berkaca-kaca.




        78                   Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83