Page 86 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 86
Bendungan ditengah sawah ini dibangun sekitar lima tahun yang lalu.
Hampir sebagian besar petani memanfaatkan air bendungan untuk
pengairan sawah. Sebelum menjadi bendungan permanen, hanya
berbentuk sebuah kubangan di bawah jembatan. Karena air sering
meluber keluar, pemerintah desa membangun bendungan secara
permanen. Sayangnya pembangunannya tidak sempurna. Masih
ada bagian-bagian yang membahayakan karena licin tidak diperbaiki.
Kabar yang berhembus, tidak semua anggaran dipergunakan untuk
pembangunan bendungan. Dan sejak bendungan diresmikan, terjadi
sejumlah kecelakaan. Konon, saat proses pembangunan bendungan
tidak melengkapi berbagai persyaratan sesaji yang biasa dilakukan
didesa saat membuat bangunan. Seorang petani pernah terpeleset
jatuh saat hendak memandikan kerbaunya di dekat bendungan. Ada juga
anak yang meninggal karena tenggelam saat mandi bersama teman-
temannya. Dan saat ini ada lagi ada yang tenggelam.
“Sudah ketemu…itu..itu…..” aku tersentak mendengar teriakan-
teriakan heboh. Sekelompok orang yang tadi menyelam sudah keluar
sambil mengotong sesosok tubuh bocah yang sudah terbujur kaku.
Orang-orang tanpa dikomando merangsek ke depan , semua ingin
melihat korban. Beberapa suara berteriak meminta orang-orang mundur,
namun tidak dihiraukan. Karena dorongan dari belakang, tanpa segaja
aku justru bisa mendekati kerumunan orang yang sudah meletakkan
jenasah di pinggir bendungan.
Seketika tubuhku kaku, tak mampu bergerak sedikitpun. Mataku
menatap tajam ke arah jenasah yang perutnya sudah membuncit penuh
air. Perlahan dua titik bening kurasakan mulai mengaliri pipiku. Asih…….
Bisikku pelan, melihat Asih teman satu mejaku, yang tadi pagi masih
bermain dakon disekolah.***
(13/6/2014)
86 Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com