Page 89 - Kumpulan CerPen-by Suci Harjono
P. 89

Adinda  permisi pergi setelah tukang parkir mendesak  untuk
        memaki  jasanya.    Loket  sudah  dibuka  menjadi  alasannya  untuk
        menghindar.


               Ternyata Adinda tidak harus  antri lama seperti yang dibayangkan.
        Ia heran, sebagian orang hanya mengambil formulir, mengisinya sebentar
        kemudian memberikan kepada seseorang  setelah melengkapi dengan
        beberapa lembar uang.
               Sambil mengisi formulir, Adinda menajamkan telingganya. Benar
        juga ternyata mereka mengunakan jasa calo agar lebih cepat.
               “Mbak,  ngurus  SIM?”  seorang    ibu  mendekati  Adinda  sambil
        tersenyum lebar.
               “Iya. Ibu juga mencari SIM?” tanya Adinda ramah.
               Ibu  itu mengelengkan kepala.  “Mbak, kalau mau cepat, mau
        nggak saya bantu?” tawar Ibu itu.
               “Ibu bisa bantu mencarikan SIM?” tanya Adinda heran. Sepertinya
        ibu ini ‘bukan orang dalam’. Penampilannya biasa saja.
               “Kalau mau, nanti temui pak Slamet di kantin. Ia polisi di sini.
        Semua berkas serahkan saja kepadanya. Dijamin paling lama 2 jam SIM
        sudah  ditangan.  Jangan  lupa  biayanya...”  ucap  Ibu  itu  sambil  berlalu
        setelah    menyebutkan  sebuah  angka.  Selisih  seratus  limapuluhribu
        dibandingkan  mencari  SIM  sendiri  bagi  seorang  mahasiswa    seperti
        Adinda  tentunya bukan uang yang sedikit.
               Adinda  menghampiri  seorang laki-laki  yang duduk  di  kursi
        antrian.  Laki-laki  itu  menjelaskan  lebih  suka  mengunakan  jasa  calo
        karena  sudah  mencoba  membuat  SIM  sendiri  dengan  mengikuti
        prosedur yang ditetapkan sebanyak 2 kali tetapi gagal. Ia heran karena
        merasa bisa mengikuti semua ujian dan memenuhi persyaratan tetapi
        tetap saja gagal.
               “Ini  bikin  SIM  yang  ketiga  kalinya.  Saya  memilih  lewat  orang
        dalam saja, Mbak. Nggak apa-apa lebih mahal. Saya capek wira-wiri ke
        sini. Nggak enak juga sering ijin kerja.” katanya jujur.




        Suatu Malam di Sebuah Jalan_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com      89
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94