Page 18 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 18

Filsafat sebagai suatu science umum tidak dapat dibatasi dalam lapangan
        yang begitu sempit, dan oleh karena itu, maka penyelidikan tentang segala unsur
        terkait  dengan  suatu  problem  dalam  realitas  mesti  selalu  dikembangkan.  Dalam
        menyusun mata rantai realitas logis dan kesimpulan-kesimpulannya seorang filsuf
        dapat  memulai  aktivitasnya  dengan  berpikir  tentang  suatu  fokus,  namun  tanpa
        mengurangi  universalitas  bahan-bahannya.  Dalam  sistem  pengetahuan  filsafat,
        metode penguraiannya sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
        seorang filsuf. Dalam aktivitasnya filsafat identik dengan upaya pencermatan realitas
        melalui tiga unsur utama yang berkenaan dengan aktivitas pembuatan kesimpulan,
        yaitu  melalui  upaya  berspekulasi  analisis  dan  preskriptif terhadap ragam  realitas
        yang menarik perhatiannya dalam hidup dan kehidupannya di dunia. Oleh karena
        itu  secara  metodologis  seorang  filsuf  selalu  melalui  tiga  tahapan  berpikir,  yaitu
        deskriptif, analitik dan heuristik yang dalam kesemua variannya memiliki sistem dan
        metode.  Berdasarkan  uraian  tersebut  terlihat  bahwa  seorang  filsuf  di  dalam
        menekuni aktiviasnya dituntut memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga dirinya
        agar tidak terkontaminasi oleh kepentingan apapun yang memungkinkan terjadinya
        bias personal dalam menganalisis, mencari dan membuat keputusan-keputusannya.
                 Perlu diketahui bahwa dalam hal seorang filsuf membutuhkan adanya sikap
        fleksibilitas dalam menata ragam gagasan dan idenya sedemikian rupa agar dapat
        menjangkau  inti  persoalan  yang  paling  dalam  pada  realitas  yang  tengah
        dipikirkannya.  Hanya  dengan  cara  demikian  seorang  filsuf  mengkin  melihat
        alternatif-alternatif pemecahan persoalan yang ditekuni. Dan atas dasar inilah, maka
        dikatakan bahwa ujung dari suatu aktivitas filsafat adalah lahirnya suatu keputusan
        kebenaran.


        2.  Ruang lingkup
              Berdasarkan  objek  kajiannya,  kajian  filsafat  biasanya  di  bagi  kedalam  tiga
        bidang permasalahan yaitu; metafisika, epistemologi, dan aksiologi sehingga setiap
        masalah filsafat selalu masuk dalam salah satu bidang kajian.

        Metefisika
              Istilah metafisika sering digunakan dalam bahasa filsafat. Bahkan seolah-olah
        istilah filsafat itu diidentikkan dengan metafisika. Sebenarnya metafisika bukanlah
        disiplin filsafat secara utuh tetapi lebih utuh menamai suatu bagian kegiatan filsafat
        dan keseluruhan bagian-bagian disiplinnya. Metafisika merupakan cabang bahan
        kajian  filsafat  yang mengkaji  persoalan  yang  berkenaan  dengan  hakikat  realitas.
                                                                                        7
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23