Page 20 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 20
Epistemologi
Istilah ”epistemologi” berasal dari Yunani yaitu episteme (pengetahuan, ilmu
pengetahuan) dan logos (pengetahuan, informasi). Ada kalanya epistemologi
merujuk makna pengetahuan tentang pengetahuan yang disebut teori pengetahuan.
Epistemologi (episteme berarti pengetahuan) adalah cabang filsafat yang mengkaji
sumber-sumber, watak dan kebenaran pengetahuan. Bagaimana pengetahuan
diperoleh, apa hakikat pengetahuan? Apakah pengetahuan itu sekedar yang bisa
dipersepsi indra atau juga di luar indra manusia? Ringkasannya ada tiga pertanyaan
dalam dalam epistemologi yaitu; (1) asal mula atau sumber pengetahuan, (2)
tampilan pengetahuan, yakni apa yang ada di luar akal, dan (3) kebenaran atau
verifikasi dari pengetahuan (Bagus, 2002: 212; Al Wasilah, 2014:12).
Epistemologi adalah teori pengetahuan yang karakteristik pertanyaannya
selalu pada jenis pengetahuan. Dapat dilihat perbedaan pengetahuan proposisi atau
proposisi pengetahuan yang benar (Pritchard, 2006:9). The central question of
epistemology include: what is knowledge? What things do we in fact know? The first
of these is parhaps the most fundamental epistemological question. Each of us has
many beliefs, some true and some false. Pertanyaan utama epistemologi meliputi
apakah pengetahuan yang bertentangan dengan kepercayaan? Apakah kita yakin
bahwa kita memiliki pengetahuan? Hal-hal apa yang kita ketahui? Inilah pertanyaan
epistemologi yang paling mendasar. Kita masing-masing memiliki banyak
kepercayaan, ada yang benar dan ada yang salah (Ladyman, 2002:5). Terdapat tiga
teori kebenaran dalam epistemologi yaitu:
a. Teori kebenaran koherensi yang menyatakan bahwa suatu pernyataan itu
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar
b. Teori kebenaran korespondensi yang menyatakan bahwa suatu pernyataan
itu dianggap benar bilamana materi pengetahuan yang dikandung, dalam
pernyataan itu berkorespondensi atau berkubungan dengan objek atau
faktayang diacu oleh pernyataan tersebut;
c. Teori kebenaran pragmatis yang menyatakan bahwa suatu suatu pernyataan
itu dianggap benar bilamana pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis
bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain suatu pernyataan itu dianggap
benar bilamana memiliki konsekuensi pragmatis bagi kehidupan praktis
manusia (Suriasumantri, 2003:55).
9