Page 22 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 22
selalu menyelidiki nilai-nilai (Value) yang dibedakan tiga bagian yaitu moral conduct,
tindakan moral; bidang ini melahirkan disiplin khusus yakni etika, esthetic
expression, ekspresi keindahan yang melahirkan estetika, socio political life,
kehidupan sosio politik, bidang ini melahirkan ilmu filsafat sosio politik (Syam 1983,
34). Pertanyaan mengenai hakikat nilai ini dapat dijawab dengan tiga macam cara
yaitu orang yang dapat mengatakan bahwa:
a. Nilai sepenuhnya berhakikat subjektif, ditinjau dari sudut pandang ini nilai-
nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku.
Pengikut teori idealisme subjektiv (positivisme logis), emotivisme, analisis
linguistik dalam etika) menganggap nilai sebagai sebuah fenomena dan
memandang nilai sebagai pengungkapan perasaan psikologis, sikap
subjektif manusia kepada objek yang dinilainya. Dapat pula orang
mengatakan;
b. Nilai-nilai merupakan kenyataan, namun tidak terdapat dalam ruang dan
waktu. Nilai-nilai merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.
Akhirnya orang dapat mengatakan bahwa;
c. Nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan
(Bagus, 2020: 33).
Pada prinsipnya aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak
bebas nilai, artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu
tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam
aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu;etika dan estetika.
Pertama, etika adalah perbincangan moralitas yakni apa yang benar dan salah
sebagaimana persepsi manusia (Alwasilah, 2014:12). Kajian etika lebih fokus pada
perilaku, norma, adat istiadat manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat
tertua. Tujuan etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.
Kedua, estetika adalah bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang
nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa di dalam diri segala sesuatu
terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan
hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan
semata-mata bersifat selaras serta berpola baik, melainkan harus juga mempunyai
kepribadian.
Implikasi aksiologi dalam pendidikan adalah untuk menguji dan
mengintegrasikan semua nilai dalam kehidupan manusia dan membina kepribadian
11