Page 149 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 149
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
1. Ukuran kota lebih luas dan jumlah penduduk lebih padat jika dibandingkan
dengan permukiman sebelumnya
2. Komposisi dan fungsi penduduk kota sudah berbeda dengan penduduk desa
3. Produser-produser primer harus membayar pajak pada raja
4. Memiliki monumental public building
5. Terdapat kelas-kelas penguasa seperti pendeta, pemimpin sipil, militer, dan
pengawal
6. Mengenal tulisan
7. Mengenal pencatatan atau administrasi
8. Banyak spesialis, antara lain artis, tukang, pengrajin, dan pemahat.
9. Mengenal perdagangan jarak jauh
10. Banyak ahli.
Meskipun kriteria tersebut bukan merupakan ketentuan yang berlaku mutlak
namun dapat memberikan gambaran mengenai pengertian kota kuno atau awal,
sekurang-kurangnya kota kuno sekitar abad ke-15. Berdasarkan kriteria tersebut,
di sini dijelaskan tentang kebudayaan, lebih spesifik lagi tentang peradaban
Islam, di kawasan Kepulauan Maluku pada sekitar abad ke-15/16. Peradaban
Islam di sini dimaknai sebagai sebuah kompleks komunitas masyarakat industri
dengan sistem pengetahuan yang berangkat dari dunia Arab yang urban. Masuk
dalam kawasan Maluku yang pada masa tersebut juga memiliki sistem urban
khususnya masyarakat kerajaan. Kendala yang dihadapi adalah bahwa nilai
budaya dalam perdaban Islam yang industrial atau kota ini dipahami tidak hanya
pada masyarakat kerajaan tetapi juga pada masyarakat petani dan nelayan.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis dan Belanda
di Maluku juga cukup menambah maraknya perubahan budaya, bahkan
“memperkaya” budaya Maluku yang dalam konteks kekinian menjadi multikultur.
Perkembangan agama Islam di Maluku tidak mencirikan Islam seperti di tanah
asalnya, Arab atau Timur Tengah. Islam di Maluku dalam bentuk budaya tak
benda (intangible culture), memperlihatkan unsur-unsur budaya asli Maluku.
133