Page 148 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 148
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
merupakan bentuk masyarakat yang ‘modern’ masyarakat perkotaan, industri dan
jasa. Bentuk masyarakat lainnya dikategorikan sebagai masyarakat praindustri
seperti hunting and gathering, pastoral, dan agrarian. Kesemua masyarakat
dilihat dari evolusi teknologi dan digolongkan sebagai bentuk kehidupan dalam
sistem teknologi.
Kata peradaban―alih bahasa dari civilization (Inggris)―merupakan suatu
istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu
kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah, misalnya kesenian baik seni
lukis, seni sastra maupun ilmu pengetahuan dan teknologi, kepandaian menulis,
dan organisasi institusi kerajaan atau kenegaraan. Istilah itu juga sering digunakan
untuk menyebut kebudayaan yang memiliki sistem ilmu pengetahuan dan
teknologi yang maju dan masyarakat perkotaan yang kompleks serta modern.
Perkembangan sistem teknologi sangat erat berkaitan dengan pola hidup
masyarakat. Masyarakat modern yang memiliki pola hidup industri dikatakan
sebagai masyarakat yang berperadaban, semakin berkembang teknologinya
semakin tinggi peradabannya, seperti masyarakat post-industrial disebut sebagai
masyarakat post-modern. Dengan demikian peradaban mengandung suatu
penilaian terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu masyarakat.
Ciri suatu peradaban ditandai oleh strata sosial, kota dengan penduduk
berjumlah besar, serta perkembangan ilmu matematika dan cara penulisan
(Childe 1979). Kriteria lain yang digunakan untuk menilai peradaban suatu
masyarakat adalah meningkatnya produksi makanan, sistem profesional, dan
berkembangnya institusi-institusi modern (pendidikan, militer, politik, dan
ekonomi). Apakah semua kriteria tersebut dimiliki masyarakat di Nusantara,
khususnya masyarakat di Maluku?
Kota merupakan hasil perkembangan bentuk permukiman. Mulai dari
permukiman sederhana yang terdiri dari beberapa rumah tinggal hingga
permukiman yang kompleks dengan segala fasilitas umum. Suatu bentuk
permukiman dapat disebut kota apabila memiliki kriteria tertentu. Namun,
untuk menentukan kriteria itu sangat tidak mudah sehingga sering menimbulkan
perbedaan pendapat. Gordon Childe (1979) mengajukan beberapa kriteria sebuah
kota, yaitu:
132