Page 145 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 145
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
merupakan salah satu ciri kerajaan-kerajaan Islam di Maluku. Oleh karena itu,
mereka selalu mengadakan perlawanan terhadap kekuasaan Eropa, misalnya
perlawanan Sultan Khairun (1550–70) terhadap Portugis yang dilanjutkan oleh
putranya, Sultan Baabullah (1570–83). Perlawanan Baabullah mampu memaksa
Portugis meninggalkan Maluku dan memindahkan kegiatannya di Flores dengan
mendirikan benteng di Lohayong. Adapun perlawanan terhadap bangsa Belanda
dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780–1805) di Tidore.
Islam masuk dan berkembang di Tidore sejak kedatangan seorang pendakwah
dari tanah Arab bernama Syekh Mansur. Atas ajakan Syekh Mansur, Raja Tidore
yang bernama Kolano Caliati masuk Islam dan mengganti namanya menjadi
Sultan Jamaluddin (1495–1512) (Amal 2016: 468).
Dalam proses penyebaran Islam ke Sulu dan Mindanao di kepulauan Filipina,
Kesultanan Ternate memegang peranan penting. Menurut berita bangsa Spanyol,
pada 1857 para penyebar Islam ke Mindanao datang dari Brunei dan Ternate. Di
Mindanao para penyebar Islam itu mendirikan madrasah dan masjid.
Masuknya Islam di daerah Pulau Seram Barat dimulai dari daerah Latu
dan Bualoy. Disebutkan bahwa penyebar Islam di daerah itu adalah Maulana
Zainal Abidin. Penduduk asli pemeluk Islam pertama adalah Kapiten Nunusaku
(Kapitan Iho Lussy) yang berguru kepada Maulana Zainal Abidin. Setelah Iho
Lussy memperoleh ilmu agama Islam yang cukup, ia pun aktif berdakwah seperti
gurunya. Sebagian besar penduduk di daerah Seram memeluk agama Islam
berkat jasa Iho Lussy dan gurunya. Setelah Kapitan Iho Lussy meninggal dunia,
tugas dakwah Islam dilanjutkan oleh anaknya yaitu Muhammad Lussy.
Masuknya Islam di daerah Maluku Tengah melalui saudagar Islam yang datang
dari Jawa Timur. Pusat pendidikan Islam di Jawa Timur sesudah keruntuhan Majapahit
adalah Gresik. Dari Gresik itulah ulama Islam bersama para saudagar berdatangan ke
Pulau Ambon. Kala itu, Hitu sudah merupakan bandar besar yang ramai dikunjungi
saudagar dari berbagai tempat di Nusantara. Oleh karena itulah Hitu menjadi pusat
penyebaran Islam pada daerah sekitarnya pada 1500. Sementara itu, masuknya Islam
di Pulau Kei diduga berlangsung pada tahun yang sama.
Dengan diperkenalkannya agama Islam kepada penduduk Moloko Kie Raha,
mengakibatkan timbulnya proses islamisasi. Proses masuk dan berkembangnya
129