Page 141 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 141
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Ternate tanpa masalah yang berarti. Kebudayaan orang Ternate malah dijadikan
sebagai batu loncatan untuk memperluas ajaran Islam sampai ke pelosok negeri
dan pulau-pulau di sekitarnya. Para (calon) ulama Ternate, dengan menumpang
kapal pelaut/saudagar rempah, pergi ke Gresik dan Tuban di Jawa Timur untuk
memperdalam ilmu Islam, dan kembali menyebarkan Islam di negerinya.
Pendekatan yang sama juga berlaku ketika Islam masuk ke Ambon melalui
Hitu. Ketika itu Hitu merupakan bandar utama di Pulau Ambon. Dialog yang intens
dengan kebudayaan masyarakat setempat kembali terjadi di sana. Aktivitas
tersebut merupakan bukti bahwa perdagangan atau aspek ekonomi hanya
merupakan alat yang mendorong Islam bergerak dari satu tempat ke tempat lain
sesuai dengan jalur pelayaran dan perdagangan. Namun, kebudayaan menjadi
alat untuk membangun rasa keislaman yang tinggi dalam hidup masyarakat di
mana Islam berkembang dan dianut.
Pada waktu Islam masuk ke Nusantara kekuatan penjajahan bangsa Eropa
belum lagi kuat, dan perdagangan rempah-rempah masih didominasi oleh para
saudagar Tionghoa dan Arab. Ketika masuk ke Nusantara, Islam menguasai jalur
perdagangan yang penting seperti pesisir timur Sumatera di sekitar Selat Malaka,
pesisir barat Semenanjung Tanah Melayu, pesisir utara Jawa, Brunei, Kepulauan
Sulu dan Mindanao, dan Maluku. Jalur perdagangan kayu cendana di Pulau Timor
masih tetap menjadi wilayah non-Islam. Jalur perdagangan itu kurang diminati
saudagar Islam, meskipun kayu cendana termasuk salah satu barang komoditi
yang digemari oleh orang-orang dari Asia Barat (Persia) dan India.
Ketika Islam atau para saudagar muslim memasuki Moloko Kie Raha, di
wilayah itu terjadi ketegangan di antara kerajaan-kerajaan lokal seperti Ternate
dan Tidore serta dengan Kerajaan Jailolo. Situasi itu tidak bisa diabaikan sebagai
bagian dari fakta sejarah ketika Islam berjumpa dengan masyarakat di sana.
Tetapi satu hal yang menarik adalah Islam Maluku yang perkembangannya
dimulai dari Ternate, meluas ke Pulau Ambon dengan pusatnya di Kerajaan Hitu,
dan terus berkembang ke daerah Lease. Seiring dengan meluasnya pengaruh
Islam di Lease, Kerajaan Iha di Saparua menjadi simbol kekuatan Islam baru di
Maluku bagian tengah.
Islamisasi Ternate, Hitu, dan Lease, berlangsung secara wajar karena
125