Page 168 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 168

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU



              setelah perang besar antar-penguasa di Maluku Utara pada tahun 846 Masehi.
              Saat itu, Maluku dikenal sebagai  daerah  yang  penuh dengan konflik antara
              penduduk  pribumi  hingga akhirnya seorang ulama  asal Irak  bernama  Syekh
              Yakub turun tangan mendamaikan perang tersebut.

                 Kesultanan Tidore berpusat di wilayah Pulau Tidore, Maluku Utara. Mengenai
              lokasi pusat pemerintahannya belum  diketahui  secara jelas;  apakah  di Soasio

              ataukah  tempat lain. Masa  kejayaan  kesultanan  itu  berlangsung  sekitar  abad
              ke-16 hingga abad  ke-18. Pada masa kejayaannya,  kesultanan itu menguasai
              sebagian besar Halmahera Tengah, Halmahera Timur-Weda, Maba, Patani dan
              Gebe-Seram  Pasir atau  Seram  Timur,  Ambon, dan desa-desa  lain di bawah
              Rarakit,  Werinamatu,  Ulisiwa, Kepulauan  Raja  Ampat hingga Papua daratan
              yang sangat luas, dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Sultan Almansur (1512–26)
              merupakan penguasa Tidore yang gemar melakukan perluasan wilayah.

                 Pada  1521, Sultan Almansur menerima Spanyol di  ibu  kota kesultanannya
              sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan pesaingnya, Kesultanan Ternate,

              yang bersekutu dengan Portugis. Atas keberadaan Spanyol di Tidore, Portugis
              mengajukan protes keras karena Spanyol melanggar Perjanjian Tordesillas yang
              ditandatangani pada  1494. Setelah mundurnya Spanyol  dari wilayah  tersebut
              pada  1663,  Tidore menjadi  salah satu kerajaan merdeka  di wilayah Maluku.
              Terutama  di bawah  kepemimpinan  Sultan  Saifuddin  (memerintah  1657–89),
              Tidore berhasil menolak pengusaan VOC terhadap wilayahnya dan tetap menjadi
              daerah merdeka hingga akhir abad ke-18.




              8.10 Awal Institusi Kerajaan

                 Informasi mengenai awal berdiri pusat kerajaan Tidore belum dapat dipastikan

              hingga raja yang ke-4. Barulah pada era Jou Kolano Balibunga, informasi mengenai
              pusat kerajaan Tidore sedikit terkuak―itu pun masih dalam perdebatan. Tempat
              tersebut  adalah  Balibunga,  namun para pemerhati  sejarah berbeda  pendapat
              dalam menentukan di mana lokasi Balibunga. Ada yang mengatakannya di utara
              Tidore, dan ada pula yang menyebutnya di daerah pedalaman Tidore selatan.
              Dengan demikian sejarah Tidore hanya berasal dari legenda. Data sejarah yang
              berupa tulisan para pendatang Eropa baru berlangsung sejak awal abad ke-16.



                                              152
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173