Page 171 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 171
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Kesultanan. Tugasnya mengurusi keimanan dan perangkat adat yang mengurusi
peribadatan. Lembaga ini dipimpin oleh seorang qadhi ukhrawi yang pada masa
sekarang dapat disamakan dengan imam besar.
8.12 Kehidupan Sosial Budaya
Tidore telah menjadi pusat pengembangan agama Islam di kawasan timur
Nusantara. Oleh karena kuatnya pengaruh agama Islam dalam kehidupan di sana,
para ulama memiliki status dan peran yang penting dalam masyarakat. Kuatnya
hubungan antara masyarakat Tidore dengan Islam tercermin dalam ungkapan
adat adat ge mauri syara, syara mauri kitabullah atau “adat bersendi syara,
syara bersendi kitabullah” atau disingkat adat matoto agama “adat bersendikan
agama.” Perpaduan itu berlangsung harmonis hingga saat ini.
Seorang jo joao Kesultanan Tidore, M. Amin Farouk, mengemukakan bahwa
banyaknya masjid di Tidore melambangkan suburnya aliran tarekat yang tidak
lepas kaitannya dengan perjanjian antara empat kesultanan di Maluku pada 1322
di Pulau Moti. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Ternate menekankan pada
pengurusan syariat, Tidore pada pengurusan tarekat, Bacan pada pengurusan
hakikat, dan Jailolo serta Halmahera pada pengurusan makrifat. Tarekat-tarekat
seperti Alawiyah, Qadiriyah, dan Naqsabandiyah dapat hidup berdampingan
meski mempunyai masjid sendiri-sendiri. Kunci dari perdamaian antartarekat itu
adalah saling menghormati dan seringnya berkomunikasi yang difasilitasi oleh
jo joao.
Tentang garis kekerabatan, masyarakat Tidore menganut sistem matrilineal.
Namun, tampaknya terjadi perubahan ke arah patrilineal seiring dengan
menguatnya pengaruh Islam di Tidore. Keluarga patrilineal yang terpenting
mereka sebut soa atau klan. Dalam sistem adat Tidore, perkawinan ideal adalah
perkawinan antarsaudara sepupu (kufu). Setelah pernikahan, setiap pasangan
baru bebas memilih lokasi tempat tinggal, apakah di lingkungan kerabat suami
atau istri―dalam antropologi disebut utrolokal.
Dalam upaya menjaga keharmonisan dengan alam, masyarakat Tidore
menye-lenggarakan berbagai jenis upacara adat. Di antaranya adalah upacara
155