Page 176 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 176
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
kerajaan merupakan salah satu daerah kekuasaaan Hitu, sampai sekarang masih
berdiri kokoh Masjid Tua Keitetu yang konon dibangun pada 1414. Selain itu juga
tersimpan naskah al-Quran kuno, kitab barjanzi, naskah penanggalan kuno, dan
sebagainya.
Bukti-bukti arkeologis itu menunjukkan kemapanan Islam di wilayah Hitu.
Tampak bahwa penyebaran Islam di wilayah itu berjalan sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam seperti dalam hal dakwah. Di wilayah Kerajaan Hitu, misalnya,
sangat mungkin naskah al-Quran kuno merupakan bukti atau untuk media
sosialisasi Islam (Handoko 2006); begitu pula kitab barjanzi, naskah hukum
Islam dan penanggalan Islam kuno. Data arkeologi itu dapat mewakili gambaran
kebudayaan Islam di wilayah pusat-pusat peradaban Islam yang mapan
keislamannya, seperti halnya di wilayah Maluku Utara yang diwakili terutama
kerajaan Islam Ternate dan Tidore.
9.2 Masjid Wapauwe
Masjid Wapauwe berada di daerah yang memiliki banyak tinggalan budaya
masa lampau, sekitar 40 kilometer dari Kota Ambon. Merupakan salah satu
bangunan masjid tertua di Nusantara yang terletak di Negeri Kaitetu, Kecamatan
Leihitu, Maluku Tengah. Pada jarak sekitar 150 meter ke arah utara dari masjid,
di tepi jalan raya terdapat runtuhan sebuah gereja tua peninggalan Portugis dan
Belanda yang hancur semasa kerusuhan Ambon. Selain itu, 50 meter dari gereja
ke arah utara, berdiri dengan kokoh sebuah benteng tua Nieuwe Amsterdam.
Benteng tinggalan Belanda itu pada awalnya adalah sebuah loji Portugis yang
kemudian diambil alih oleh Belanda setelah berhasil mengusir Portugis dari
Ambon. Benteng itu terletak di bibir pantai dan menjadi saksi sejarah perlawanan
para pejuang Tanah Hitu melalui Perang Wawane (1634–43) dan Perang Kapahaha
(1643–6).
160