Page 172 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 172
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Legu Gam Adat Negeri, upacara Lufu Kie daera se Toloku (“mengitari wilayah
diiringi pembacaan doa selamat”), upacara Ngam Fugo, Dola Gumi, Joko Hale, dan
sebagainya.
Untuk berkomunikasi sehari-hari, orang Tidore menggunakan bahasa Tidore
yang tergolong dalam rumpun non-Austronesia. Dengan bahasa ini pula, orang
Tidore mengembangkan sastra lisan dan tulisan. Bentuk sastra lisan yang
populer adalah dola bololo (semacam peribahasa atau pantun kilat), dalil tifa
(ungkapan filosofis yang diiringi alat tifa atau gendang), kabata (sastra lisan yang
dipertunjukkan oleh dua regu dalam jumlah yang genap, argumennya dalam
bentuk syair, gurindam, bidal, dan sebagainya). Sebagian di antara satra lisan
disampaikan dan dipertunjukkan dengan iringan alat tifa, sejenis gendang. Sasra
tulisan juga cukup baik berkembang di Tidore, hal itu bisa dilihat dari peninggalan
manuskrip Kesultanan Tidore yang masih tersimpan di Museun Nasional Jakarta.
Boleh jadi, masih banyak manuskrip yang tersebar di tangan masyarakat secara
individual.
156