Page 74 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 74
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Wanita memakai celana pendek dan sarung berwarna belang, sedang
dalam rumah mereka tidak memakai baju, ataupun kalau memakai baju
warna hitam, coklat, merah atau baju pendek tembus cahaya, yang semua
disesuaikan dengan umur mereka. gadis-gadis memakai memakai baju
sutera tembus pandang. Dalam perjalanan, semua baju-baju ini yang
berwarna putih disertai tambahan pula bagi wanita-wanita memakai kain
merah di atas kepala.
Perhiasan yang ada ialah cincin, subang, gelang tangan dan gelang kaki,
plat dada dari emas, perak atau kuningan, yang semuanya disesuaikan
dengan kedudukan dan kekayaannya. Pakaian istana ialah pada badan
bagian atas telanjang, sehelai tapong (suatu baju panjang), bagaikan
secara memakai sarung sekitar tubuh di atas keris dan sebuah songkok
(kopiah Bugis).
Tidak seorang pun diperbolehkan memasuki pekarangan istana
apabila tidak memakai kopiah dan sebilah tombak dalam tangan. Mereka
yang memakai destar harus tinggal dekat tabu-tabuang. Anggota-anggota
Hadat dan putra-putra utama, apabila mereka menjenguk raja, membawa
sendiri sirihnya (epu) di dalam tangan.
Pada keramaian atau saat-saat upacara dipakai pakaian sutera
(passangingang), dengan tapong hitam dan kopiah bagi yang tua dalam
umur, sedang yang muda memakai tapong putih. Kancing emas pada baju,
adalah barang yang sangat disukai, juga emas pada pengikat keris dengan
pelbagai tulisan Qur’an sebagai jimat. Demikian pula istri-istri dari orang-
orang penting memakai baju sutera pada saat-saat diadakan pesta.
Putra-putra muda yang ada di istana, harus memakai sarung seperti
rok seputar tubuh di atas keris dalam sabuk. Pakaian ini dinamai matappi
risaliweng (anak tertua). Anak-anak menurut tradisi telanjang, sedang
anak-anak orang terkemuka memakai emas lempeng dada emas (kawari),
gelang tangan dan gelang kaki emas (patto), perhiasan emas pada leher
(geno), jimat emas pada lengan atas (sima’), dan penutup kemaluan emas
yang bagi perempuan disebut jempang dan bagi laki-laki disebut aco-aco.
Keduanya mempunyai bentuk seperti (pudendum) dan penis (pelir).
Sebagai pertanda kemuliaan, setiap pemangku pejabat kerajaan memakai
sebilah tombak pendek kecil yang dipegang serta diikuti pembawa sirihnya di
belakang raja dan pembesar kerajaan, serta putra-putrinya yang terpandang
58