Page 80 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 80
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Makassar, ketiga datuk menyatakan hendak bertemu dengan panglima perang
Kerajaan Gowa. Nelayan tersebut mengatakan bahwa hendaklah ketiga datuk
tersebut menjumpai I Malingkaang Daeng Manyonri. Setelah itu ketiga datuk
bertanya kerajaan apakah yang terbesar dan kerajaan mana yang termulia di
pulau ini dan dijawab oleh nelayan dengan menyebut Kerajaan Luwu. Mendengar
jawaban tersebut, ketiga datuk segera berlayar menuju Luwu melalui Selat
Makassar, Mamuju, melalui Toraja. Pada saat bersamaan, sebelum ketiga datuk
tiba di Luwu dikisahkan bahwa baginda Datu Luwu bermimpi dengan istrinya
melihat bulan dan tujuh bintang di langit yang jatuh di pangkuannya.
Keesokan harinya paduka mengumpulkan para anggota adat untuk
memberikan penjelasan mengenai mimpinya. Menurut anggota adat bahwa
déwata séwwaé yang mahabesar kekuasaannya akan melimpahkan kebaikan
paling besar kepada raja dan kekuasaan Datu Luwu. Alkisah, tiga hari setelah
baginda bermimpi tersebut datanglah ketiga datuk ini dari arah Pegunungan
Alimpeng. Seorang laki-laki datang menghadap raja memberitahukan bahwa
dirinya melihat tiga orang laki-laki di Pegunungan Alimpeng dan bernaung di
bawah pohon kayu yang kelihatan aneh dan gaib. Disebutkan bahwa bentuk
badannya tidak sama dengan kebanyakan orang Luwu, suaranya tidak sama,
mereka juga membaca sesuatu, dan melakukan gerakan yang tidak pernah dilihat
sebelumnya. Datu Luwu mengingat mimpinya dan kemudian mengumpulkan
kembali dewan adat Luwu untuk menjemput dan membawakan usungan serta
bendera Kedatuan Luwu kepada ketiga datuk tersebut. Setelah itu ketiga datuk
diantar masuk istana dan disambut sebagai tamu kerajaan. Ketika ketiga datuk
menyampaikan maksudnya untuk mengajak Datu Luwu memeluk agama Islam,
baginda pun menyatakan kesediaannya memenuhi ajakan itu (Ilyas 2011: 416–7).
Setelah Datu Luwu memeluk agama Islam, ketiga datuk tersebut memohon
dukungan raja untuk membantu usaha penyebaran Islam di seluruh kerajaan di
Sulawesi Selatan. Datu Luwu yang memahami keadaan kerajaan-kerajaan pada
masa itu menyarankan agar terlebih dulu mengislamkan penguasa kerajaan
Gowa dan Tallo karena merupakan kerajaan terbesar dan terkuat pada masa
tersebut. Selanjutnya ketiga datuk itu berpisah untuk menjalankan metode
dakwah mereka masing-masing, Datuk Abdul Makmur kembali ke Gowa untuk
mengislamkan penguasa di sana, Datuk Abdul Jawad ke Tiro mengajarkan
64