Page 81 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 81

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU



               tasawuf kepada penduduk di sana sedangkan Datuk Sulaiman tetap tinggal di
               Luwu dan mengajarkan Islam di sana dan juga ke Wajo setelah penguasa Wajo
               dikalahkan oleh Gowa pada 1610 (Mattulada 1976: 20–1).

                      Kendati penyebaran Islam di wilayah Kedatuan Luwu dijalankan secara
               damai, rakyat di wilayah lainnya bersikap kritis terhadap ajaran yang baru saja
               dipeluk  oleh penguasa  Kedatuan  Luwu.  Hal itu  tampak  dalam  sebuah  cerita

               rakyat di wilayah Baebunta yang merupakan salah satu vasal Kedatuan Luwu.
               Kisah tersebut menceritakan perjumpaan Datuk Sulaiman dengan Daeng Paboli,
               seorang bangsawan Baebunta, dalam usahanya mengajak rakyat di wilayah itu
               untuk memeluk agama Islam. Daeng Paboli yang terkenal dengan kemampuan
               ilmunya ingin  mencoba ketinggian pengetahuan  yang dimiliki  oleh Datuk
               Sulaiman sebelum dirinya mau menerima agama Islam. Tantangan Daeng Paboli
               tersebut diterima oleh Datuk Sulaiman. Dalam cerita rakyat Baebunta, kisah adu
               kemampuan  antara  Datuk  Sulaiman  melawan  Daeng  Paboli  itu  mengandung
               unsur supranatural (Mahmud 2012: 44–5).


                   Adu kemampuan  tersebut  dilakukan  di hadapan  para bangsawan dan
               rakyat Baebunta. Daeng Paboli Datuk berjanji jika kemampuannya lebih rendah
               daripada  kemampuan  Datuk Sulaiman,  ia akan memeluk ajaran yang  dibawa
               oleh  Sang Datuk.  Selanjutnya Datuk  Sulaiman  mempersilakan Daeng  Paboli
               memperlihatkan  kemampuan  ilmunya. Dengan kemampuan  supranaturalnya,
               Daeng  Paboli menyusun sepuluh  butir  telur  ayam bertumpuk  ke atas pada
               sebuah batu. Tidak sebutir telur pun terjatuh bahkan terlihat kokoh menjadi satu
               rangkaian dari bawah ke atas.  Para penonton  terkagum-kagum  menyaksikan
               kehebatan  Daeng Paboli.  Selanjutnya  orang hebat dari Baebunta tersebut

               mempersilakan  Datuk Sulaiman  memperlihatkan  kemampuannya  pula.  Datuk
               Sulaiman  kemudian  memperlihatkan  karamah-nya; mula-mula  mengeluarkan
               telur  pada  tumpukan  kelima  dan  ajaibnya  susunan telur tersebut  tidak  jatuh.
               Datuk Sulaiman kemudian mengambil secara berturut-turut telur pada tumpukan
               keempat, ketiga, kedua, dan yang paling dasar tanpa menjatuhkan tumpukan
               keenam sehingga keempat butir telur yang tersisa terlihat menggantung tanpa
               penopang telur-telur yang lain.

                   Melihat hal tersebut,  Daeng Paboli belum  bersedia  menerima  kehebatan





                                              65
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86