Page 98 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 98
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
dan anak raja, kemudian golongan atturiolong atau golongan bersenjata dan
ketiga adalah pampawaepu atau golongan kaum pekerja. Adapun golongan
pampawaepu diketuai oleh seorang andeguru yang diangkat atau diberhentikan
oleh datu sendiri atau oleh pengadarang. Ketiga golongan ini memiliki bendera
masing-masing yaitu bendera kamummu’e yang berwarna ungu untuk golongan
bangsawan, bendera putih bergambar macan siap menerkam, disebut
macangnge, bagi kaum bersenjata, dan bendera putih dengan gambar gunting
di tengah, disebut goncingnge, yang merupakan bendera kaum pekerja (Mattata
1967: 85–6).
Sementara itu golongan ketiga adalah tiga matoa yang mewakili Wage,
Cendrana, dan Latetonro yang merupakan wakil dari pendatang Bugis di Tanah
Luwu. Alkisah ketiga matoa tersebut merupakan pendatang yang mengikuti
Sawerigading ketika tokoh ini berada di Bone dan Wajo sekembalinya dari negeri
Cina. Para pendatang Bugis sebagian mendiami wilayah yang berada di sekitar
Kota Palopo dan sebagian lagi bermukim di bagian utara Kota Palopo seperti
di Pulau Libukang, Lamasi, atau di Welangpellang. Mereka telah berdiam dan
berketurunan di wilayah tersebut yang kemudian menjadi bagian dari rakyat
Kedatuan Luwu. Masuknya ketiga perwakilan itu menunjukkan kebesaran hati
penguasa Luwu agar tidak ada rakyat yang dianaktirikan kedudukannya (Mattata
1967: 86).
Adapun jabatan kali atau kadi dapat masuk menjadi bagian dari Dewan
Adat berdasarkan pengangkatan yang dilakukan oleh Datu Luwu sendiri.
Pengangkatan kadi mengikuti masa pemerintahan seorang datu; apabila datu
yang menunjuk kadi itu wafat atau diberhentikan, misalnya, maka kadi yang
bersangkutan harus meletakkan jabatannya. Jabatan itu dapat dipegang lagi jika
datu yang baru masih menunjuknya sebagai kadi.
Namun, ada kalanya banyak persoalan kegamaan yang cukup mendesak
diselesaikan sementara pengangkatan datu baru memerlukan proses panjang
hingga berbulan-bulan. Dalam situasi demikian, jabatan sementara kadi dipegang
oleh opu patunru yang merupakan perdana menteri kerajaan. Jabatan rangkap
tersebut memberinya gelar kadi matoa yang berperan sebagai perdana menteri
dan kadi―namun jabatan yang terakhir bersifat tidak aktif hingga terpilih kadi
82