Page 115 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 115
Dalam dunia perdagangan, lnggeris sengaja mendatangkan
pedagang-pedagang bangsa Cina untuk berdagang di kota itu.
· Sampai saat ini nama "Kampung Cina" masih belum berubah.
Kedat~~ orang Cina sebagai pedagang di Bengkulu menggeser
1
peranan \ipenduduk bumiputra sebagai pedagang kecil dalam
segala-galanya. Penduduk pribumi yang dimelaratkan oleh
kemiskinan, kebodohan serta sistem kapitalisme dan imprialisme
itu tidak mampu menyaingi sistem jaringan pedagang Cina yang
disiplin dan kompak. Pedagang pribumi tergeser ke pinggir
meajadi pedagang yang lebih kecil lagi, yakni sebagai pedagang
basil tumbuhait\e~ayuan yang ada di lingkungannya.
Sungguh m~e(tihkan bila tanah bumi kelahiran, tanal1 air
tercinta, dikuasru dan diatur oleh bangsa lain untuk kepenting-
annya sendiri, dan bukan untuk kepentingan putera bangsanya.
Raja dan seluruh--takyat mengakui bahwa kekuatan persenjataan
dan teknologi bangsa lnggeris jauh lebih maju bahkan tidak
sebanding sama sekali dengan senjata tradisional rakyat yang
,dimiliki seperti tombak, keris, rodus, pedang, sewar, kerambit,
~riam lantak, ranjau lenting dan lain-lain. Tetapi tekad se-
mangat bulat, bara api membenci dan menentang sistem kapita-
lisme, kolonialisme dan imprialisme ini tak dapat dipadamkan
lagi bahkan pada saat akan membakar lawan-lawannya.
Tahun 1719 menjelang selesainya Benteng Marlborough,
terjadi keributan antara lnggeris dengan rakyat Bengkulu.
Dengan pimpinan putera Pangeran Jenggalu dari Silebar dan
Pangeran Mangku Raja dari Kerajaan Sungai Lemau serta
dibantu seluruh rakyat di sekitarnya, Benteng Marlborough
diserang dari bagian utara. Seluruh laskar berhasil masuk ke
dalam benteng, merusak dan membakar sebagian benteng.
Orang-orang lnggeris lari terbirit-birit berlindung, menaiki kapal
menuju Madras. Dengan kejadian ini lnggeris terpaksa ~e
ngosongkan Bengkulu satu tahun lebih lamanya, dan selanjut-
nya membuat perjanjian baru lagi.
Pada tanggal 23 Desember 1807, seorang residen lnggeris
106