Page 110 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 110
saat yang tepat untuk menabur benih di tanah, dan
tanaman padi atau apapun yang ditanam akan memberi
hasil,” terang Lelangkaa.
“Banyak hal-hal paranormal yang diyakini oleh orang-
orang di zaman ini?” tanyaku lagi.
“Kita semua selalu mencari sesuatu pegangan di luar batas
nalar kita sebagai manusia, terutama untuk persoalan
hidup yang tidak mampu kita selesaikan, bukankah
begitu? Orang-orang di Poso di masa ini meyakini
keberadaan entitas dewa-dewi itu erat hubungannya
dengan matahari yang menjadi sumber kehidupan utama
untuk dunia yang mereka tinggali. Rasa takut mereka
pada konsep hukuman dari langit mendorong kesadaran
mereka untuk hidup harmonis dengan alam, dengan
sesama manusia dan kepada Tuhan dalam pemahaman
mereka,” kata Lelangkaa.
“Itu apa yang sedang mereka lakukan?” tanyaku ketika
melihat sekelompok laki-laki dan perempuan secara
terpisah menyanyikan lirik bahasa daerah sambil memetik
padi di sawah mereka. Waktu berganti dengan cepat di
alam yang ditunjukkan Lelengkaa kepadaku. Tadi malam,
kini berganti siang.
“Itu tawanggu namanya, menyanyi berbalas-balasan
antara kelompok laki-laki dan perempuan, dilakukan
ketika memetik padi hingga padungku atau pesta
pengucapan syukur yang dilakukan setelah panen padi
setiap tahunnya. Biasanya nanti saat padungku, di dekat
mereka ada ambarale, sebuah tiang yang dihiasi dengan
106