Page 227 - ETPEM2016
P. 227
‘kerukunan beragama’ dapat merupakan nilai instrumental untuk
mencapai nilai ‘persatuan dan kesatuan bangsa’ sebagai nilai
terminalnya. Nilai persatuan dan kesatuan bangsa dalam konteks
yang lebih luas dapat dijadikan nilai instrumental untuk
menciptakan ‘kebanggaan nasional’ sebagai nilai terminalnya.
Begitu seterusnya. Jika dianalogikan pada hubungan kausalitas dua
variabel, maka nilai instrumental merupakan variabel bebas (VB)
dan nilai terminal merupakan variabel tergantung (VT). Nilai
terminal diletakkan pada standar kompetensi yang ingin dicapai,
sedangkan nilai-nilai instrumentalnya dilarutkan dalam bahan ajar
dan proses pembelajaran. Jadi untuk mencapai satu nilai terminal
dapat terjadi diperlukan beberapa nilai instrumental (lihat tabel 1).
Prinsip dasar pembelajaran (cakupan bahan ajar) dari yang
kecil ke yang besar, dari yang dangkal ke yang dalam, dari yang
sempit ke yang luas, dan dari yang sederhana ke yang kompleks,
dapat digunakan untuk membangun pengetahuan etik. Selain itu,
dengan paradigma contextual learning (pembelajaran
kontekstual), bahan ajar keetikan dapat diambil dari konteks
kebudayaan masyarakat setempat dimana aparatur pemerintah
bekerja atau bertempat tinggal (nilai-nilai kearifan lokal).
Kemudian bergerak ke pengenalan nilai-nilai yang keberlakuannya
yang lebih luas (nasional dan universal). Dalam proses pendidikan
yang selama ini berlangsung, kadang-kadang terjadi kegiatan yang
kurang memperhatikan hal ini. Keadaan context yang lebih luas
telah diajarkan sementara yang paling berdekatan dengan
lingkungan peserta didik dilewatkan. Sekali lagi, pesan bapak
211