Page 231 - ETPEM2016
P. 231
ihwal organisasinya, terutama tentang sistem nilai/norma yang
dianutnya.
Pemahaman bersama aparatur pemerintah dapat
membentuk pola perilaku keorganisasian instansi pemerintahan
dimana mereka bertugas. Kata ‘pola’ digunakan untuk
menunjukkan 1) kerangka untuk mencetak bentuk sesuatu,
misalnya pola baju yang digunakan oleh tukang jahit pakaian; 2)
keajegan bentuk sesuatu atau kejadian (relatif tetap dari waktu ke
waktu), misalnya pola cuaca (iklim), dan 3) kerangka acuan,
misalnya pola dasar pembangunan 20 tahun. Tidak berbeda dengan
maksud-maksud penggunaan seperti itu, kata ‘pola perilaku’
menunjukkan alat pembentuk perilaku, kerangka acuan perilaku,
atau keajegan bentuk perilaku dari waktu ke waktu. Jadi,
keberadaan perilaku yang bepola terjadi karena dicetak atau
tercetak dengan sendirinya. Dicetak artinya dibentuk oleh pihak
lain (perilaku yang dipola), sedangkan tercetak dengan sendirinya
artinya terbentuk dari perilaku yang telah menjadi kebiasaan yang
cukup lama dalam kehidupan bersama (perilaku yang berpola).
Dalam arti sebagai alat pembentuk perilaku, pola perilaku
keorganisasian berwujud norma formal yang ditetapkan organisasi.
Perilaku para anggota yang tadinya bebas secara individual, dengan
alat ini dibentuk, dicetak, atau dipola menjadi perilaku bersama.
Mungkin karena alasan ini, Stephen Robbins (1987:362)
berpendapat bahwa budaya organisasi mampu mengendalikan
pikiran dan jiwa (pegawai) sebagaimana dihasilkan oleh formalisasi.
Budaya organisasi dijadikan penuntun/pengarah perilaku
215