Page 232 - ETPEM2016
P. 232
anggotanya agar sesuai dengan sistem nilai yang sesuai dengan
tujuan dan organisasinya. Pemahaman ini rasanya tidak jauh dari
maksud Clifford Geertz (dalam Garna, 1999:158) tentang arti
budaya secara umum bahwa budaya (culture) merupakan
perangkat mekanisme kendali untuk mengatur kelakuan.
Dalam arti sebagai perilaku yang ajeg, pola perilaku
keorganisasian merupakan bentuk perilaku para anggota organisasi
yang sudah berulang-ulang dilakukan sehingga menjadi kebiasaan
atau tradisi (perilaku yang berpola). Pola perilaku ini terbentuk
dengan sendirinya karena proses pergaulan sesama anggota yang
cukup lama sehingga berwujud norma informal organisasi.
Organisasi yang kuat biasanya dihasilkan dari perilaku anggotanya
yang telah mengikuti dan mampu mempertahankan/memelihara
norma informal yang sesuai dengan tujuannya.
Salah satu pilihan kegiatan dalam penciptaan iklim etis
sebelum norma informal terbentuk adalah penetapan norma
formal yang sarat dengan muatan etika. Norma formal yang
ditetapkan organisasi merupakan kerangka acuan perilaku, alat
penyesuaian diri bagi siapapun yang ingin menjadi atau diakui
sebagai anggota suatu organisasi. Menurut W.A Gerungan
(2000:24), manusia senantiasa berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Salah satu lingkungan manusia adalah
organisasinya. Penyesuaian diri seseorang dengan organisasinya
berarti penyesuaian perilakunya dengan pola perilaku di
organisasinya.
216