Page 223 - ETPEM2016
P. 223

Dalam  kaitannya  dengan  posisi  seseorang  di  lapangan

               pemerintahan,     institusi   pemerintah  tidak  cukup  hanya
               mengandalkan kehadiran kompetensi etik dari hasil belajar etika
               oleh  masing-masing  pribadi  aparaturnya  saja,  melainkan  perlu
               melakukan pembinaan yang terprogram. Hal ini dimaksudkan agar
               kompetensi etik yang dimiliki aparatur pemerintah sesuai dengan
               standar perilaku dan kinerja menurut kebutuhan sistem. Apalagi
               tipe  struktur  birokrasi  yang  selama  ini  digunakan  dalam
               pemerintahan  sangat  menekankan    pada  pemenuhan  standar
               perilaku dan kinerja. Kondisi ideal yang diharapkan adalah adanya
               keseimbangan  antara  aplikasi  etika  pemerintahan  menurut  pola

               peragaan  (etika  otonom)  dengan  pola  pelakonan  (etika
               heteronom).
                     Pembinaan     kompetensi     etik   aparatur    pemerintah
               sepantasnya dilakukan dengan cara yang mengikuti pedoman yang
               bersumber  dari    ‘kebijakan.’  Menurut  Tap  MPR-RI  No.
               VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, arah kebijakan
               untuk  membangun  etika  kehidupan  berbangsa  (termasuk  etika
               pemerintahan)  diimplementasikan  dengan  cara-cara  sebagai

               berikut:
                a)  Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa
                    dalam  kehidupan  pribadi,  keluarga,  masyarakat,  bangsa  dan
                    negara  melalui  pendidikan  formal,  nonformal  dan  informal
                    serta  pemberian  contoh  keteladanan  oleh  para  pemimpin
                    negara, pemimpin bangsa, dan pemimpin masyarakat.




                                                                             207
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228