Page 182 - Jalur Rempah.indd
P. 182

172     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              tentang Gresik yang menampung 30 ribu umat Islam dan suatu perdagangan

              besar  barang-barang kulit,  porselin  dan benda-benda lain dari  Cina.  Untuk
              diketahui bahwa  Borneo sebagian wilayahnya dikuasai oleh orang Jawa.

                 Dari  sumber ini jelas  terbukti  arti penting  Gresik  sebagai  kota  dagang
              dan jalinan hubungan persahabatan dengan orang Portugis. Kadang-kadang
              peristiwa kurang  menyenangkan  terjadi yang tidak selalu  mudah untuk

              ditunjukkan  kesalahan.  Orang Portugis  menduga bahwa orang  Jawa tidak
              dapat  dipercaya dan pendendam, dan mungkin  juga  dalam  banyak  kasus
              sikap menghina dan kebodohan mereka menjadi penyebab kesalahpahaman.
              Pada 1523  Antonio de  Pina merasa  perlu untuk  menghindarkan diri  dari
              pengejaran  orang-orang Melayu  di pelabuhan  Gresik. Pada saat  yang
              sama tempat ini disinggahi oleh Simao de Sousa dan Martim Correa dalam
              perjalanan mereka ke Banda. Pada suatu hari, enam perahu Jawa mendekati

              kapal Correa, tiga di sisi kanan dan tiga di kiri. Correa yakin bahwa mereka
              akan  menyerang kapalnya  dan mencegahnya dengan tembakan  meriam.
              Namun sebaliknya, orang Jawa mulai mengeluh bahwa orang Portugis justru
              menyerang mereka yang datang membawa makanan untuk mereka. Namun
              Correa  tetap  beralasan  bahwa  malam  bukan  merupakan  saat  yang  cocok
              untuk berjual-beli, namun saat matahari terbit dia bergerak untuk berdagang
              dengan orang-orang Jawa yang sama meskipun dia tidak mengizinkan mereka
              naik ke kapalnya. Orang memiliki alasan untuk menduga bahwa jika orang
              Jawa benar-benar bermaksud buruk, mereka tidak akan memuati perahunya

              dengan barang dagangan. Akan tetapi ditinjau dari peristiwa itu, kecurigaan
              itu bisa terjadi. Perahu ini belum jauh ketika Correa menerima sebuah surat
              dari Manuel Botelho, penulis dari sebuah kapal yang berlabuh di Surabaya,
              yang  tiba  untuk  berdagang  dari Malaka.  Botelho  memberitahukan  bahwa
              dia telah mendengar dari salah seorang budak perempuannya bahwa suatu
              serangan  sedang dirancang terhadap kapal-kapal  Portugis di Gresik, dan
                                                                            173
              segera terbukti bahwa berita ini bukan merupakan isapan jempol.  De Sousa
              dan Correa segera setelah menerima peringatan itu segera berlayar ke Banda.
              Kemarahan orang Jawa diarahkan kepada Antonio de Pina yang bersama 10
              atau  12 orang awaknya  berada di darat.  Semuanya  dibunuh  setelah  kapal
              173  Ibid., hlm 272-273
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187