Page 185 - Jalur Rempah.indd
P. 185
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 175
Sunda, di mana mereka menemukan barang-barang yang dicarinya dalam
jumlah besar. Kapten Malaka Jorge d’Albuquerque, kemenakan panglima
Alfonso d’Albuquerque sebelumnya, percaya bahwa orang Jawa yang
membenci orang Portugis, semakin banyak menghindari Malaka dan mencari
jalan baru ke Cina, Gujarat dan Arabia untuk menjual rempah yang mereka
beli. Jorge d’Albuquerque memutuskan untuk menjalin hubungan dengan raja
Sunda dan mendirikan sebuah loji di salah satu pelabuhannya. Untuk tujuan
itu, ia juga mengirimkan sebuah kapal pada 1522 ke pelabuhan Sunda (yang
dimaksudkan adalah pelabuhan Sunda Kelapa), yang dia serahkan kepada
iparnya Enrique Leme, dan memiliki awak yang baik dan dengan hadiah-
hadiah yang ia kirimkan kepada raja Samiam.
Enrique Leme diterima dan disambut dengan ramah oleh raja Samiam.
Penyambutan ini dilakukan dengan tujuan apabila Raja Samiam diserang
oleh raja lain, ada pihak yang membantunya. Oleh karena itu, ketika orang
Portugis meminta untuk mendirikan benteng, raja Samiam tanpa ragu-ragu,
memberikan izin kepada mereka. Sebagai imbal jasa pendirian benteng itu, raja
Samiam memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya, dan mengekspor
lada sesuai keinginan mereka orang Portugis. Dia wajib untuk memasok ribuan
karung lada setiap tahun yang dihitung dengan jumlah 350 centenaar sebagai
bukti persahabatannya dengan raja Portugal. Dari jumlah itu, dua tulisan yang
sama dibuat oleh orang-orang Portugis dan dari pihak raja oleh syahbandar
atau kepala pelabuhan dan dua orang bangsawan lain. Dalam kesepakatan
bersama orang Portugis itu, dicarilah tempat yang cocok untuk pendirian
benteng, yang pilihannya jatuh pada sebuah lahan di sisi kanan muara sungai.
Sebagai simbol kesepakatan itu, didirikan tugu peringatan. Setelah raja dan
Leme menandatangai kesepakatan dan kontrak dagang dengan Raja Samiam,
Leme kembali ke Malaka. 176
Raja Portugal menyetujui semua yang dilakukan sehubungan dengan
kontrak ini. Pada 1525 sebuah armada enam kapal di bawah Francisco de
Sa berlayar ke Sunda untuk menindaklanjuti kontrak itu. Armada ini dalam
perjalanannya dari Malaka dihadang badai. Tiga kapal berhasil mencapai
176 Veth, Java: Geographisch, hlm. 284-286