Page 183 - Jalur Rempah.indd
P. 183

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  173



               mereka dikuasai oleh orang Jawa, dan Manuel Botelho yang tidak menduga

               sesuatu yang buruk  terjadi di  Surabaya,  diserang  dan dibunuh bersama
               pemilik dua kapal lain  bersama orang-orang Portugis lainnya. Namun, suatu
               serangan orang Jawa terhadap kapal-kapal itu ditangkis berkat keberanian
               awaknya yang membawa perahunya ke Malaka. Akan tetapi dugaan tentang
               sikap nekad orang Jawa tetap ada. Pada tahun berikutnya hal itu juga dialami
               oleh Antonio Pessoa ketika dia tiba dengan sebuah junk yang dimuati rempah
               berlabuh di Gresik. Dia juga dibunuh dan kapalnya dirampas. Nasib serupa

               juga akan menimpa Bastia Pegado jika dia tidak segera menyelamatkan diri
               dengan memotong  tali  kapalnya  agar  segera  bisa menjauhi daratan,  pasti
               akan  menjadi korban  berikutnya.  Faktor yang  menyebabkan  persahabatan
               orang Jawa di Gresik tiba-tiba berubah menjadi permusuhan, sulit diketahui.
               Mungkin mereka dihasut untuk melawan orang-orang Portugis oleh Sultan
               yang  tersingkir dari Malaka  dan  saat  itu  tinggal  di Bintan,  serta memetik
               keuntungan besar dari permusuhan  melawan orang Portugis. Harapannya
               mungkin bisa tetap dilestarikan untuk mengusir mereka  dan merebut kembali
               kerajaannya, sehingga ia bisa mendorong semua raja Islam untuk memadukan

               kekuatan melawan orang Portugis. Dugaan ini ditegaskan  sehubungan dengan
               penghancuran banyak kapal Jawa di dekat Pahang di pantai timur Malaya oleh
               Martim Affonso de Soussa, ketika dia menghukum raja di kerajaan itu karena
               berkomplot dengan Sultan Bintan.

                   Mudah dipahami bila rasa permusuhan penduduk membuat takut orang-

               orang Portugis lama  setelah kunjungan  mereka ke pelabuhan  Jawa  Timur.
               Hanya Panarukan, di mana pada 1526 bisa menemukan Joao de Morene dan
               Antonio de Brito, dan pada 1528 Dom Garcia Enriquez memasok perbekalan
               dalam  perjalanannya  dari Banda  ke  Malaka,  dan  dari sana  pada  saat  yang
               sama dikirim seorang  utusan  ke Malaka  untuk  membuat  suatu  perjanjian
               persahabatan dengan orang Portugis. Seperti dilaporkan oleh Barbosa bahwa
               Jawa Barat masih belum bergabung dengan seluruh Jawa. Hal ini merupakan

               dekade keempat de Barros seperti yang digambarkan dan dipetakan dalam
                                                                 174
               karya yang diterbitkan pada tahun 1615 oleh Levanha.  Jadi, terjadi anggapan
               bahwa tanah Jawa, terdiri atas dua pulau, satu di depan yang lain. Dari tanah
               174 Veth, Ibid., hlm. 276-279.
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188