Page 30 - Jalur Rempah.indd
P. 30

20     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              kerajaan yang besar seperti Kesultanan Aceh dan Banten menyebabkan komoditi

              ini tidak dapat dimonopoli oleh kekuatan Barat, terutama Belanda, yang mulai
              mendirikan koloni di Indonesia sejak awal abad 17.


              B.2.B PENANAMAN CENGKEH


                 Kemunculan Maluku dalam panggung sejarah terutama disebabkan karena
              komoditi rempah-rempah yang dihasilkannya. Perpaduan antara unsur
              geografis atau struktur tanah, tatanan penduduk serta selera kosumen di
              berbagai belahan dunia paling tidak sejak abad 15 telah memunculkan interaksi
              perdagangan antara Maluku dengan berbagai bangsa dan budaya. Sebagaimana
              telah disinggung dalam bagian sebelumnya, hingga abad ke-18 cengkeh hanya

              dapat ditemukan di Kepulauan Maluku. Bahkan sampai dengan akhir abad ke-
              15 cengkeh hanya dapat ditemukan di bagian utara Kepulauan Maluku.

                 Penemuan cengkeh di masa sebelum masehi di berbagai tempat di Eropa dan
              Asia menunjukkan bahwa cengkeh telah diusahakan sebagai tanaman komersial

              jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia. Dari sebuah sumber Cina kita mengetahui
              bahwa Jung-jung Cina secara teratur berkunjung ke Maluku pada tahun 1340.
              Mereka yang ikut dalam jung Cina melaporkan bahwa “pohon ini (cengkeh)
              terhampar di perbukitan, meskipun tidak banyak memberikan hasil pada saat
                              20
              yang bersamaan”.  Menurut tradisi lisan yang dikisahkan oleh orang Ternate dan
              Tidore kepada orang Portugis dikatakan bahwa dari para pedagang Cina leluhur
              orang Maluku Utara mengetahui cengkeh memiliki nilai komersial.



















              20  Laporan ahil geografi  Cina Wang Ta-yuan seperti yang dikutip oleh Reid, Dari Ekspansi Hingga Krisis, hlm. 5.
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35