Page 11 - Bab 6- Solusi Deret Bagi Persamaan Diferensial
P. 11

  x m        x 2   x 3
                   2.  e x       1  x        
                            m 0  ! m        ! 2  ! 3
                                       x 2m      x 2   x 4  x 6
                   3.  cos x     (  ) 1  m  1            
                              m 0      2 ( m )!    ! 2  ! 4  ! 6
                                        x 2m 1      x 3  x 5  x 7
                   4.  sin x    (  ) 1  m     x             
                                             1
                              m 0      2 ( m  )!     ! 3  ! 5  ! 7
                             
               Andaikan      a m x m   a 0   a 1 x   x 2   a 3 x 3                            (3)
                                                 a
                         y
                                                  2
                             m 0
               merupakan solusi umum untuk suatu persamaan diferensial, dan kita sisipkan deret ini dan deret yang
               diperoleh melalui pendiferensialan suku demi suku,
                            
                                                     a
                                               a
                         y    ma m x m 1   a 1  2 x  3 x 2                                   (4)
                                                       3
                                                2
                            m 1
                             
                                                         . x
                           y     m (m  ) 1 a m x m 2  2a 2   2 . 3 a 3   3 . 4 x 4 x 2                (5)
                            m 2
               dan seterusnya, ke dalam persamaan semula. Selanjutnya kita kumpulkan x yang berpangkat sama dan
               kita samakan jumlah koefisien masing-masing x itu dengan nol, mulai dengan suku konstanta, suku yang
                                                     2
               mengandung x, suku yang mengandung  x , dan seterusnya. Sehingga kita dapat menentukan koefisien
               yang belum diketahui di dalam persamaan (3) secara berturut-turut.

               Contoh 1. Selesaikan persamaan diferensial

                                           y  y    . 0

               Penyelesaian. Dengan mensubstutusikan persamaan persamaan (3) dan (5) kedalam persamaan
               diferensial (soal), kita memperoleh

                        2 ( a 2    . 2 . 3 a 3 x    3 . 4 x 4 x 2   )   (a 0   a 1 x  a 2 x 2   a 3 x 3   )   . 0

               Setelah suku-suku x yang berpangkat sama dikumpulkan, maka

                                               x
                        2 ( a 2   a 0 )   . 2 . 3 (  a 3   a 1 )   3 . 4 (  x 4   a 2 )x 2     , 0
               dengan menyamakan koefisien-koefisien dengan nol, kita memperoleh

                              a           a           a     a
                       a     0  , a     1  , a    2    0  , ,
                        2
                                                 4
                                     3
                               ! 2         ! 3          3 . 4  ! 4
               dengan  a  dan  a  adalah bilangan sebarang. Maka solusi umum persamaan diferensial di atas adalah
                        0
                               1
                                     a       a      a       a
                       y   a   a  x    0  x 2    1  x 3    0  x 4    1  x 5    
                            0
                                 1
                                       ! 2    ! 3     ! 4    ! 5
               dapat ditulis dalam bentuk
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16