Page 150 - MODUL TEORI PELUANG_FULL_FLIPBOOK
P. 150

Luas  daerah  di  bawah  kurva  normal  baku  di  atas  sumbu  ,  sama
            dengan satu. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakana perhitungan

            integral, yaitu

                                  %              %
                                                     1     P -
                                                              T
                                  œ ™(,) /, =  œ         § !  ™(,)/, = 1.
                                                   ˜√2*
                                 P%             P%
                   Teknik  integral  banyak  dibicarakan  dalam  buku  matematika,
            khususnya kalkulus, dan kita hanya memperkenalkan simbolnya dan pada

            bagian ini tidak dibicarakan lebih mendalam.


                   Setelah  kitam  memiliki  sebaran  normal  baku  yang  didapat  dari
            sebaran normal umum dengan transformasi tersebut di atas, maka daftar

            sebaran  normal  baku  dapat  digunakan.  Dengan  daftar  ini,  bagian-bagian
            luas dari sebaran normal baku dapat dicari,


            Definisi 8.1.6

                    Suatu peubah acak  dikatakan mempunyai sebaran normal dengan
            rerata • dan simpangan baku ˜ > 0, jika dan hanya jika fungsi kepadatan

            peluangnya:


                                              S «©(  T
                                             P `   a
                               ™(,) =       §  T  )   untuk −∞ < + < ∞,
                                       Ö√!'
                    Ditulis dengan ~ n_k(•, ˜).


            Teorema 8.1.6

            Fungsi  pembangkit  momen  (fpm)  dari  ~ n_k(•, ˜)  adalah  Œ( ) =
                 S T T
              Õ¬  Ö ¬
            §    T    .
            Bukti:

            Berdasarkan definisi fpm,

                                            S «©(  T
                              %            P `   a ³’
                    Œ( ) = š    § .      §  T  )
                                  ¬’
                             P%      Ö√!'
                                         S
                                                       T
                                                T
                                   %   P   .P!’¬Ö  (’PÕ) /
                             =   š   §  T)  T            /
                            Ö√!' P%
                                                                                          138
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155