Page 155 - MODUL TEORI PELUANG_FULL_FLIPBOOK
P. 155
Contoh 8.1.4
Beberapa contoh penggunaan sebaran t sebagai berikut.
a. Untuk = 13, jadi / = 12 dan = 0,95 maka = 1,78. Ini dapat dilihat
pada Lampiran D dengan jalan maju ke kanan dari baris 12 dan
menurun dari kolom t0,95 , yang cuplikannya dapat dilihat pada Tabel
3.5.
b. Untuk = 16 kita akan menentukan t sehingga luas dari − ke = 0,95.
Dari grafik Gambar 3.8 dapat dilihat bahwa luas ujung kanan dan luas
ujung kiri = 1-0,95 = 0,05. Kedua ujung ini sama luasnya, jadi luas ujung
kanan, mulai dari t ke kanan = 0,025. Mulai dari t ke kiri luasnya = 1 –
0,025 = 0,975. Nilai p = 0,975 kita menurun, didapat t = 2,13. Jadi
antara t = -2,13 dan t = 2,13 luas yang dibayang-bayangi adalah 0,95.
c. Kita akan menentukan t sehingga luas dari t ke kiri 0,05 dengan dk = 9.
Untuk ini, nilai p yang digunakan 0,95. Dengan dk = 9 di dapat t = 1,83.
Karena yang diminta luas dari t ke kiri = 0,05, maka t harus bertanda
negatif, yaitu t = -1,83.
H. Sebaran Snedecor F
Sebuah peubah acak yang memainkan peran penting yang
berkaitan dengan pengambilan sampel dari populasi sebaran normal
adalah sebaran F yang diberi nama dari Sir Ronald A. Fisher. Sebaran F
ditemukan oleh murid Fisher yang Bernama Snedecor, sehingga biasa juga
disebut sebaran Snedecor F.
Definisi 9.1.9
Suatu peubah acak dikatakan memiliki sebaran Snedecor F yang biasa
secara singkat disebut sebaran F dengan derajat kebebasan É dan É , jika
!
dan hanya jika fungsi kepadatannya adalah
É + É !
Γ ` a É ï S ! ï S É P(ï S ï T )/!
⁄
2 P
(
) = R X
! R1 +
X ,
> 0.
É É ! É É
Γ ` a Γ ` a ! !
2 2
143