Page 170 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 170
Bahasa dan Kesantunan 159
SOLIDARITAS DAN KESANTUNAN
(Fernandes Arung, Maulizan ZA, Yunita, 2016)
Ketika kita berkomunikasi, seringkali kita menemukan
situasi dimana kita harus menerapkan Linguistic Choice; pemilihan
linguistik dengan tujuan untuk, selain memediasi makna ujaran,
juga untuk menjaga solidaritas dan kesantunan dalam berbicara.
Setiap komunitas dan penggunaan bahasanya masing-masing
memiliki cara bagaimana mereka menunjukkan Power dan
Solidarity serta Politeness saat berkomunikasi secara interaktif. Hal
seperti ini berkesan sukar untuk dimaknai sebagai suatu konsep
sosiolinguistis selama seseorang tidak memandangnya sebagai
suatu Cultural Practices. Kesan kesantunan bisa jadi berbeda
antara satu komunitas bahasa dengan komunitas bahasa yang
lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya ragam nilai budaya, nilai
filosofi, dan nilai keyakinan yang berbeda di antara komunitas
tersebut.
Untuk memediasi pemahaman perihal kesantunan, maka
seseorang perlu untuk memahami nilai-nilai yang disebutkan
sebelumnya pada konteks komunitas tertentu sehingga kita dapat
menghindari situasi antagonistis (hostile) saat berhubungan di
tengah-tengah masyarakat/komunitas bahasa di mana kita sedang
berada. Bagaimanapun juga, kesantunan dalam berbicara bukan
merupakan patokan baku bagi tiap komunitas bahasa mengingat
terdapatnya ragam perbedaan dalam prakatek-praktek sosial dan
budaya. Di sini, sikap keberteriman terhadap bahasa sangat
berperan penting dalam menjembatani situasi antagonistis tersebut
dalam interaksi komunikasi. Kemampuan repertoar seseorang juga
berperan dalam hal ini sebab repertoar yang memadai akan sangat
membantu seseorang dalam mengidentifikasi penggunaan bahasa
khususnya dalam hal variasi bahasa beserta dengan referent dan
maknanya.
Seseorang dapat dianggap tidak santun/sopan hanya karena
memilih untuk menggunakan ujaran/ungkapan yang tidak tepat
saat berkomunikasi. Di lain sisi, ia secara tidak sadar memahami
nilai-nilai yang ada dalam kesepakatan pengguna bahasa dalam
suatu komunitas bahasa tertentu. Makalah ini akan membahas
secara gamblang perihal kesantunan dalam berbicara sehubungan
dengan wewenang (power), solidaritas (solidarity), dan penamaan
(naming) serta penyebutannya (addressing).