Page 168 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 168
Bahasa dan Kesantunan 157
bahasa bisa menjelaskan mengapa anak-anak dari kelompok
minoritas dengan strata sosial dan ekonomi kelas bawah sering
gagal ketika menempuh pendidikan di SMA atau pendidikan yang
lebih tinggi.
Bahasa yang dominan dan dimiliki oleh kelompok mayoritas
berusaha mengesampingkan kehidupan berbahasa dan
bersosialisasi kelompok minoritas melalui penetapan status
bahasa nonstandar yang terbatas pada kalangan minoritas itu
sendiri. Interaksi penutur bahasa yang termarjinalkan dan terisolasi,
memaksa mereka hanya merasa nyaman ketika berkomunikasi
dengan sesama kaum minoritas. Dampaknya adalah bahwa
mereka memiliki pengetahuan rendah tentangyang dipakai oleh
kelompok mayoritas. Informasi linguistik memberikan pencerahan
terhadap kita tentang pentingnya memahami sikap dari berbagai
pihak yang memiliki kepentingandi berbagai bidang, baik politik,
ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Dalam kaitannya dengan
situasi kebahasaan di Indonesia, sikap bahasa penutur bahasa
Indonesia sangat penting untuk penggunaan bahasa Indonesia
serta upaya pelestarian bahasa daerah di Indonesia.
Kesimpulan dan Implikasi terhadap Pengajaran Bahasa
Sikap bahasa (language attitude) merupakan salah satu faktor
penunjang afektif bagi seseorang dalam bagaimana dia
menghargai bahasa dan penggunaannya. Sikap bahasa
merupakan respon evaluatif yang positif terhadap variasi bahasa
yang berbeda serta pendekatan yang didorong oleh keingintahuan
terhadap nilai dan budaya komunitas lain melalui bahasa. Peserta
didik perlu memahami bahwa setiap bahasa dan variasinya
bukanlah mengacu pada sikap bahwa ada bahasa yang baik da
nada bahasa yang kurang baik jika ditinjau dari segi variasi dan
penggunaannya. Pada dasarnya, bahasa merupakan media yang
hidup yang sanggup membawa manusia kepada pengetahuan
demi pengetahuan. Dengan ini, kita patut menghargai
keberadaanya. Bahasa dapat membangun dan sekaligus dapat
meruhtuhkan. Sikap yang negatif terhadap bahasa dan
penggunaannya merupakan kondisi hati yang tidak terpuji.
Pembelajar dan pelajar seharusnya memahami bahwa sikap
positif terhadap bahasa akan memampukan kita dalam menghargai
dan melestarikan bahasa tertentu serta merasakan manfaat
praktisnya berkaitan terapannya, seperti linguistik forensik,
linguistik komputasi, dan lain-lain. Sikap bahasa mencakup sikap
terbuka yang berarti dapat menerima dan menghargai perbedaan