Page 176 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 176
Bahasa dan Kesantunan 165
resmi misalnya Hi; Bye; So long dengan dibandingkan dengan
Good morning dan Good bye.
Hal penyebutan dan penamaan untuk konteks di Indonesia
justru agak kompleks karena keragaman bahasa dan budaya serta
adat-istiadat yang sangat kental. Secara nasional, penyebutan dan
penamaan di Indonesia dianggap sama dalam porsi kesantunan.
Kendati demikian, untuk tiap daerah di Indonesia memiliki prinsip
filosofis, cara, dan prinsip kesantunan yang berbeda-beda dalam
penyebutan dan penamaan. Untuk daerah timur dan barat
Indonesia saja sudah tampak jelas perbedaannya, apalagi untuk
tiap daerah yang ada dimana untuk tiap wilayah yang memiliki
beberapa daerah pun juga masih tampak ada perbedaan.
Kompleksitas semacam ini membuat peneliti harus lebih ekstra teliti
dalam memahami komunitas objek kajiannya. Untuk suku Toraja,
penyebutan yang santun oleh orang tua terhadap anaknya
menggunakan kata kamu’ (dengan apostrofi) atau namanya untuk
menunjukkan keakraban atau kedekatan, atau menyebut
papa/mama diikuti dengan nama anak pertamanya; papa Keysha
atau mama Keysha, untuk seorang anak yang telah menikah.
Seorang anak terhadap orang tua akan dianggap santun jika
menyebutnya dengan kata bapa’/mama’ (dengan apostrofi).
Dianggap sebagai perilaku yang sangat tidak sopan jika seorang
anak menyebut atau memanggil orang tua dengan namanya.
Beberapa suku lain di Sulawesi, secara umum, menggunakan kata
kita, kecuali Manado, sebagai suatu kesantunan ketika menyebut
atau memanggil atau menyapa seseorang. Kata kita di sini bukan
mengacu pada kata ganti untuk saya dan kamu (we), tetapi justru
untuk kata ganti anda atau kamu (you). Dalam situasi formal,
digunakan kata anda atau bapak atau ibu atau saudara/saudari.
Kasus ini barulah hanya untuk satu suku dan satu wilayah di
Indonesia.
Sebagaimana perubahan usia dan hubungan keluarga,
masalah penamaan dan panggilan juga dapat meningkat. Misalnya
pangilan terhadap bapak mertua dan ibu mertua bisa jadi masalah
banyak orang. Panggilan Mr. Smith terkadang terasa terlalu formal,
panggilan Bill terlalu familiar, panggilan Dad terlihat seperti omong
kosong atau tidak alami. Panggilan cucu terhadap kakek terlihat
lebih sederhana karena mereka lebih mudah memanggil grandad
dari pada dad dan grandma daripada mom. Dalam bahasa
Vietnam, digunakan secara lebih luas istilah kekeluargaan sebagai
bentuk panggilan, misalnya chau „cucu‟ ba „nenek‟ bac
„paman/bibi‟. Menurut Luong (1990) bentuk linguistik memainkan
peranan instrumental yang penting dalam membangun realitas