Page 242 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 242

Pemertahanan dan Penelitian Bahasa                                   231

                  /r/, /w/, dan /y/ tidak terjadi penasalan; (2) kalau diimbuhkan pada
                  kata yang dimulai dengan konsonan /b/ dan /p/ diberi nasal /na/; (3)
                  kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai denga konsonan /d/ dan
                  /t/  diberi  nasal  /n/;  (4)  kalau diimbuhkan  pada  kata  yang  dimulai
                  dengan  konsonan  /s/  diberi  nasal  /ny/;  dan  bila  diimbuhkan  pada
                  kata yang dimulai dengan konsonan /g/, /k/, /h/, dan semua vokal
                  diberi  nasal  /ng/.Contoh,  kata bor. Menurut  kaidah  di  atas  jika
                  kata bor diberi pre-fiks me- dan pe- tentu bentuknya harus  menjadi
                  membor  dan pembor, tetapi dalam kenyataan berbahasa yang ada
                  adalah  bentuk    mengebor     dan  pengebor.  Jadi  jelas  dalam  data
                  tersebut  telah  terjadi  penyimpangan  kaidah  dan  munculnya
                  alomorf menge- dan penge-. Para ahli tata bahasa tradisional tidak
                  mau  menerima  alomorf  tersebut  karena  menyalahi  kaidah  dan
                  dianggap  merusak  bahasa.  Namun  demikian,  kedua  alomorf  itu
                  telah  diakui  sebagai  alomorf  bahasa  Indonesia  khususnya  untuk
                  morfem me- dan pe-.

                        Perubahan sintaksis
                        Perubahan  kaidah  sintaksis  dalam  bahasa  Indonesia  juga
                  dapat  kita  saksikan.  Misalnya,  menurut  kaidah  sintaksis
                  yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu mempunyai
                  objek;  atau  dengan  rumusan  lain,  setiap  kata  kerja  aktif  transitif
                  harus  selalu  diikuti  oleh  objek  tetapi  dewasa  ini,  kalimat  aktif
                  transitif justru banyak yang tidak dilengkapi oleh objek, seperti:
                        a) Dosen itu sedang mengetik di ruangannya.
                        b) Dia mulai terampil menulis sejak duduk di bangku SMA.
                        c) Bapak sudah makan, tetapi belum minum.
                        Dalam     bahasa     Inggris,   perubahan      kaidah    sintaksis
                  tersebut dapat  kita lihat  juga  dengan  jelas  tetapi  sintaksisnya
                  seperti  dalam  urutan  kata  dalam  bahasa  Inggris  kuno  dianggap
                  tidak  terlalu  penting  karena  ada  penanda tertentu  untuk
                  menyatakan  sebuah  nomina  subjek  dan  nomina  objek.  Contoh
                  kalimat bahasa Inggris kuno berikut yang semuanya bermakna the
                  man  slew  the  king  (orang  itu  membunuh  raja)  yang  terambil  dari
                  Muli Ana (2002) dalam sebuah Blognya; myblog003.blogspot.com.

                         Se man slok thone keening.
                         Thone kyning slok se man.
                         Se man thone kyning slok.
                         Thone kyning se man slok.
                         Slok se man thone keening.
                         Slok thone kyning se man.
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247