Page 248 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 248
Pemertahanan dan Penelitian Bahasa 237
memperkuat terjadinya pergeseran bahasa. Pergeseran bahasa
menjadi begitu cepat ketika terjadi gempuran atau infiltrasi media
massa yang gencar. Setiap saat media menggunakan bahasa yang
dominan, di Indonesia bahasa yang dominan adalah bahasa
Indonesia. Di samping merupakan bahasa utama yang digunakan
dalam pendidikan, bahasa Indonesia juga merupakan kebijakan
politik pemerintah yang sudah berlangsung lama untuk
mempertahankan keutuhan NKRI.
Sebagai ilustrasi dapat diceritakan Joko yang berasal dari
suku Jawa yang tinggal di Jogjakarta dan menempuh pendidikan
SMA. Joko sangat gemar menonton televisi dan mendengarkan
lagu dalam bahasa Indonesia. Dia sering membicarakan apa yang
dia tonton melalui facebook. Yang tergabung dalam facebook
tersebut juga tidak sedikit yang berbicara dalam bahasa Indonesia.
Kadang-kadang informasi yang Joko peroleh dari berbagai stasiun
televisi dalam bahasa Indonesia dirasa sangat kurang, maka dia
berselancar ke internet dan membaca begitu banyak sumber berita
yang hampir seluruhnya dalam bahasa Indonesia juga. Infiltrasi
atau serbuan media dalam bahasa Indonesia menggeser
penggunaan bahasa Jawa. Walaupun guru yang mengajar berasal
dari Jawa, guru tersebut tetap saja mengajar dalam bahasa
Indonesia, begitu pula semua buku teks dicetak dalam bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dominan di
media dan di bidang pendidikan menggeser penggunaan bahasa
Jawa.Joko masih tetap bisa berbicara dalam bahasa Jawa, tetapi
kesempatan itu hanya terjadi saat dia berbicara secara langsung
(bukan online) dengan teman sebayanya atau terutama saat
berbicara dengan orang tua.
Di lingkungan tempat Joko tinggal, di Kaliurang dekat dengan
UGM, banyak dijumpai pelajar dan mahasiswa perantau yang
umumnya berbicara bahasa Indonesia ketika berjumpa dengan
orang yang berasal dari daerah yang berlainan. Joko bercita-cita
kuliah di UGM setelah lulus SMA sehingga kadang-kadang dia
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan mahasiswa yang
tinggal di tempat kos di dekat rumahnya. Lingkungan sosial seperti
itu memicu Joko untuk menggunakan bahasa Jawa sesekali saja,
yaitu ketika berada di rumah. Hal itupun dilakukan dengan
intensitas yang rendah karena di rumahpun dia sibuk
berkomunikasi secara online. Ia pun menonton TV yang hampir
seluruhnya dalam bahasa Indonesia. Belum lagi ketika PR dari
sekolah menumpuk, secara otomatis perhatiannya lebih banyak
tertuju pada buku yang semua ditulis dalam bahasa Indonesia.

