Page 249 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 249

238                                                                BAB 5

                     Revitalisasi bahasa
                     Pada tahun 1700-an bahasa Yahudi sangat jarang digunakan
               oleh  bangsa  Israel.  Bahasa  itu  nyaris  mati  atau  ditinggalkan.
               Bahasa  Israel  hanya  digunakan  pada  upacara  sakral  dan
               digunakan  oleh  pendeta  katolik  dalam  menyampaikan  ajaran
               agama. Bahasa yang nyaris tidak pernah digunakan tersebut di luar
               perkiraan  para  pengamat  bahasa,  tiba-tiba  bangkit  kembali.  Para
               peneliti  bahasa  saat  itu  terkejut  karena  bangkitnya  suatu  bahasa
               yang  sudah  lama  tidak  digunakan  pada  umumnya  memerlukan
               waktu  yang  panjang  dan  tidak  bisa  terjadi  secara  tiba-tiba.  Harus
               ada perencanaan bahasa dan program pemulihan dalam berbagai
               tahapan yang harus dilakukan secara disiplin dan ketat. Fenomena
               yang  di  luar  kebiasaan  di  Israel  ini  terjadi  akibat  semangat
               nasionalisme  bangsa  Israel  pada  tahun  1960-an  yang  ketika  itu
               sedang  menggelora  atau  menggebu-gebu.  Hampir  seluruh
               masyarakat  di  sana  saat  itu  menginginkan  bahasa  Yahudi  tidak
               saja  digunakan  di  dalam  komunikasi  sehari-hari,  tetapi  juga
               ditetapkan  sebagai  bahasa  resmi  negara  Israel.  Pemerintah  pada
               saat  itu  menyambut  baik  keinginan  seluruh  bangsanya.  Melalui
               kebijakan  dan  keputusan  pemerintah,  akhirnya  apa  yang  menjadi
               aspirasi  seluruh  masyarakat  tercapai.  Tidak  memerlukan  waktu
               yang  begitu  panjang,  akhirnya  bahasa  Yahudi  resmi  dinyatakan
               sebagai  bahasa negara  Israel hingga sekarang. Kebanggaan dan
               jiwa  patrotisme  mereka  yang  begitu  tinggi  sanggup  merevitalisasi
               atau menghidupkan bahasa Yahudi yang nyaris punah.
                     Revitalisasi  terhadap  bahasa  pertama  yang  berasal  dari
               berbagai suku yang ada di Indonesia sesungguhnya juga bersinergi
               atau  berkoordinasi  dengan  pemerintah.  Misalnya,  pembentukan
               kurikulum  bahasa  Jawa,  Sunda,  atau  bahasa  daerah  lainnya
               merupakan contoh usaha  pemerintah untuk merevitalisasi bahasa
               pertama. Namun, bahasa yang berasal dari berbagai suku tersebut
               tidak  bisa  menjadi  bahasa  resmi  negara  sebab  alasan  persatuan
               menjadi  isu  yang  mendasar  sehingga  hanya  bahasa  Indonesia
               yang  berperan  sebagai  bahasa  resmi  yang  mendominasi  agar
               sanggup  mempertahankan  keutuhan  NKRI.  Dengan  demikian,
               peran  keluarga  dan  komunitas  yang  menghargai  dan  menjunjung
               tinggi bahasa pertama menjadi ujung tombak revitalisasi terhadap
               bahasa pertama. Pemerintah  memang berperan dan bertanggung
               jawab merencanakan pemulihan bahasa melalui berbagai program
               atau  kurikulum,  tetapi  masyarakat  harus  lebih  berinisiatif  dan
               berperan  aktif  agar  tidak  terjadi  pergeseran  bahasa.  Makin  lama
               pergeseran  bahasa  itu  terjadi,  makin  besar  peluang  bagi  suatu
               bahasa  untuk  hilang  dari  permukaan  bumi  atau  bahkan  mati  dan
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254