Page 27 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 27
16 BAB 2
Konsep masyarakat bahasa juga masih bersifat abstrak
karena norma-norma tertentu yang menerapkan atau tidak
menerapkan linguistik secara eksklusif dalam komunitasnya,
norma-norma variabel linguistik tertentu, dan status sosial mereka
serta nilai-nilainya. Norma-norma ini melibatkan evaluasi-evaluasi
penggunaan bahasa (Milroy, 1987). Bagi masyarakat bahasa
tertentu, konsep ini mencerminkan apa yang orang lakukan dan
kapan mereka berinteraksi satu sama lain.
Morgan mengasumsikan bahwa ketika orang-orang datang
secara bersama-sama melalui praktik diskursif, mereka selalu
berperilaku seolah-olah mereka mengunakan seperangkat norma
yang sama, pengetahuan lokal, keyakinan, dan nilai-nilai. Ini berarti
bahwa mereka menyadari hal ini dan mampu mengetahui ketika
mereka sedang melakukanya dan ketika nilai-nilai masyarakat
diabaikan karena hal itu adalah dasar dalam memahami identitas
dan representasi ideologi. Dengan kata lain, Hymes menyebutnya
dengan konsep kompetensi komunikatif, bahwa penutur dalam
masyarakat bahasa berbagi rasa norma-norma sosial dalam suatu
wacana, beserta dengan ide-ide tentang identitas kelompok sosial
yang dicakup oleh berbagai varietas atau fitur bahasa (Hymes,
2004). Lebih lanjut, Gumperz mengungkapkan pandangan yang
sama tentang pentingnya norma bersama, dan sebuah kelompok
mungkin dapat berbagai dan membentuk suatu ukuran dalam
berbagai tujuan.
Antar Kelompok Masyarakat (Intersecting communities)
Eckert & McConnell-Ginet (1998) mendefinisikan praktik
komunitas sebagai kumpulan orang yang datang bersama-sama
yang saling terlibat dalam mencapai usaha bersama. Cara
melakukannya didasari oleh cara berbicara, keyakinan, nilai-nilai,
hubungan kekuasaan, dan lain-lain, singkatnya, praktik komunitas
muncul dalam sebuah proses sebagai bentuk kegiatan bersama
dalam suatu lingkungan. Komunitas seperti praktik individu,
menyediakan identitas bagi dirinya sendiri, dan sering membatasi
apa yang bisa dilakukannya. Eckert & McConnell-Ginet
menggunakan konsep ini dalam penelitiannya di SMA Detroit dan
Mendoza-Denton yang juga digunakan dalam pekerjaannya
dengan kelompok-kelompok gadis Latina di California.
Salah satu penelitian praktik komunitas dalam membangun
penelitian bahasa dan identitas juga dilakukan oleh Bucholtz
(1999). Dia meneliti bagaimana cara seorang anak perempuan
yang kutu buku dalam berkomunikasi, kemudian dia menyimpulkan