Page 33 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 33
22 BAB 2
untuk merepresentasikan tata bahasa tunggal dalam pikiran
individu, sumber daya komunikatif yang dipelajarinya dapat
diterapkan pada semua bahasa yang digunakan oleh lawan
bicaranya (Zentz, 2015). Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
individu memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar (individual
differences); pengetahuan, psikologi, ideologi, budaya, karakter,
dan sebagainya, yang dengannya tiap individu tersebut berperan
dalam situasi sosial dimana dia berada sehingga demikianlah
manusia disebut sebagai mahluk sosial. Tiap individu dapat saja
berintraksi non-verbal dengan hewan atau bahkan berinteraksi
secara psikologis (self talk) dengan dirinya sendiri akan tetapi
hakiki kemanusiawiannya memaksa dirinya untuk membutuhkan
manusia individu lainnya dalam berinteraksi sebagai sesuatu yang
nyata dan memuaskan baginya. Inilah sifat hakiki manusia yang
manusiawi sehingga kemanusiaan seharusnya berdampingan
dengan hal-hal yang bersifat sosial. Dengan kata lain, suka atau
tidak suka, mau atau tidak mau, manusia harus tercemplung dalam
aktifitas kemasyarakatan sebab demikianlah hayat manusia dan jati
dirinya di antara mahluk ciptaan yang lainnya. Untuk melihat
bagaimana tiap individu mejalin suatu jaringan dalam suatu
komunitas atau masyarakat secara luas, maka sub-topik berikutnya
akan membahas jenis dan bagaimana individu membentangkan
jaringannya.
Dense Social Network vs Multiplex Social Network
Menurut Wardhaugh, individu dapat mengetahui
keterlibatannya dalam sebuah jaringan sosial melalui dua cara
yakni Dense Network (DN) dan Multiplex Network (MN). Seseorang
dikatakan terlibat dalam DN jika orang-orang yang dikenalnya serta
berinteraksi dengannya juga mengenal dan berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Dengan kata lain, jaringan atau jalinan
hubungan dimana seseorang terlibat masih sebatas permukaan
atau mendasar dimana ruang lingkupnya masih bersifat terbatas
dan belum memiliki hubungan psikologis yang kuat sebab
hubungannya bersifat sederhana atau hanya sekadar mengetahui
dan berinteraksi secara sepintas atau sesekali. Lebih lanjut, ketika
seseorang masuk dalam sebuah komunitas atau kelompok sosial
dimana dia menjadi bagian dari komunitas tersebut dan secara
terus-menerus membangun suatu hubungan yang solid dan kuat
baik melalui pekerjaan dan aktifitas sosial lainnya maka inilah yang
Wadhaugh sebut sebagai MN. Jika DN dan MN hanya terjadi
dalam satu area komunitas maka disebut dengan Uniplex (Holmes,
2013). Di kemudian hari, ketika terdapat aktifitas sosial dimana