Page 109 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 109
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 103
pernapasan. Selama berlari dan bentuk-bentuk kegiatan yang berirama, frekuensi
pernapasan menjadi selaras dengan gerak anggota badan.
Gibbins (1972: 139) meneliti tentang pengaruh latihan renang pada berbagai
aspek fungsi paru-paru anak-anak gadis. Variabel yang diteliti adalah kapasitas difusi
paru untuk karbon dioksida (DLCO), kapasitas total paru, kapasitas vital, kapasitas
fungsional residual dan kapasitas kerja maksimal. Hasil penelitian dilaporkan bahwa
rata-rata dan standar deviasi DLCO kelompok perenang dan kelompok kontrol
meningkat pada tiga beban kerja sebelum dan sesudah latihan. Perbedaan DLCO pada
dua kelompok tersebut tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Hasil lainnya,
volume paru atau kapasitas paru dipengaruhi oleh latihan. Dijelaskan oleh Sharkey
(1984: 19) bahwa latihan aerobik menunjukkan peningkatan kapasitas total paru,
paling tidak dua hal yaitu berkurangnya volume residu dan meningkatnya cadangan
inspirasi dan kapasitas vital.
Menurut pendapat Golding dan Boss (1967: 16) bahwa pengaruh latihan
terhadap sistem pernapasan bahwa perobahan yang pasti pada sistem pernapasan
terjadi karena latihan dan hasil perobahan tersebut lebih efisien dalam empat hingga
enam minggu. Perobahan umum fisiologis sistem pernapasan oleh karena latihan
adalah besarnya konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida berkurang, berart
ventilasi paru-paru berkurang dan kerja pernapasan berkurang. Otot-otot pernapasan
kurang memerlukan oksigen oleh karena efisiensi meningkat. Volume semenit
mengalami perobahan akibat latihan, pernapasan lebih dalam dan lebih pelan, pada
kondisi individual, frekuensi pernapasan mungkin berkurang dari 20 hingga 6 kali
bernapas setiap menit
Pengaruh latihan terhadap sistem pernapasan sangat progresif, karena setelah
latihan 4–6 minggu, efisiensi maksimum telah dapat dicapai. Hal ini disebabkan karena
mengingkatnya fungsi neuromuscular, pengambilan O 2 dan pelepasan CO 2 menjadi
lebih baik. Atau jumlahnya menurun untuk pekerjaan yang sama ke tingkat yang
minim. Demikian juga untuk volume semenit yang sama, O 2 yang diambil dan CO 2
yang dikeluarkan meningkat. Untuk satu latihan tertentu, ventilasi paru menurun.
Berarti kerja system pernapasan juga menurun. Keadaan ini akan menurunkan jumlah
CO 2 yang dibutuhkan oleh otot-otot pernapasan, akibatnya aliran darah ketempat ini
dapat dikkurangi. Sehingga dengan latihan efisiensi otot pernapasan meningkat, yang