Page 108 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 108

102  Metodologi Latihan  Olahraga


                  bahwa latihan menghasilkan perbaikan fungsi paru dan bertambah besarnya  volume
                  paru.  Atlet-atlet  cenderung  mempunyai  kapasitas  difusi  yang  lebih  besar  waktu

                  istirahat  dan  selama  latihan  daripada  yang    bukan  atlit,  terutama  atlit-atlit  olahraga
                  daya tahan.

                         Pengaruh latihan terhadap cardiorespiratory dijelaskan oleh Bowers dan Fox

                  (1992)  baik  pada  waktu  istirahat  maupun  selama  olahraga.  Secara  garis  besar
                  dijelaskan  bahwa  latihan  mempunyai  pengaruh:  (1)  hipertrophi  jantung  (ukuran

                  jantung  bertambah);  (2)  menurunnya  frekuensi  denyut  jantung  (bradycardia)  dan
                  meningkatnya stroke volume; (3) meningkatnya kadar hemoglobin dan volume darah;

                  (4) perubahan pada tekanan darah; (5) mempengaruhi pernapasan. Pengaruh terhadap
                  pernapasan, secara umum volume paru (volume cadangan inspirasi, volume cadangan

                  ekspirasi, volume residual, volume total paru dan kapasitas vital) atlit menjadi lebih

                  besar daripada bukan atlit pada jenis kelamin dan ukuran badan  yang sama. Perubahan
                  itu mungkin dihasilkan oleh meningkatnya kekuatan otot-otot skelet ventilasi.

                         McArdle  (1981:  273)  menjelaskan    bahwa  volume  pernapasan  meningkat

                  bersama-sama dengan meningkatnya VO2max. Ventilasi maksimum  meningkat lebih
                  tinggi  oleh  karena  meningkatnya  volume  tidal  dan  frekuensi  bernapas.  Pada latihan

                  submaksimal,  ventilasi  seseorang  menjadi  lebih  kecil  daripada  sebelum  dilatih.  Ini
                  adalah  terjadinya  adaptasi  terhadap  latihan  yang  panjang  karena  meningkatnya

                  efisiensi  ventilasi  paru,  sehingga  lebih  banyak  oksigen  yang  dapat  digunakan  untuk
                  kerja otot.

                         Morehouse (1976: 270) menjelaskan bahwa pada seseorang yang paru-parunya

                  normal,  latihan  fisik  mempunyai  pengaruh  sedikit  terhadap  ventilasi    paru-paru.
                  Kapasitas  vital  dan  besarnya  aliran  udara  dapat  bertambah  sedikit    karena

                  meningkatnya kekuatan dan kelenturan otot-otot dada dan diaphragma, tetapi hampir
                  tidak cukup memperbaiki kapasitas daya tahan. Mekanik bernapas ber-tambah  efisien,

                  sehingga  latihan  dapat  menggunakan  energi    lebih  hemat  kira-kira  5%,  dapat
                  meningkatkan daya tahan dan kapasitas kerja maksimal.

                         Lebih  lanjut Morehouse (1976) mengemukakan  bahwa selama latihan  fisik

                  yang  intensif  terus  menerus,  peningkatan  frekuensi  dan  dalamnya  pernapasan  tidak
                  sengaja  terlihat  sama  efektifnya  dengan  berbagai  bentuk  pengendalian  pernapasan

                  sengaja  dalam  menghasilkan  akibat  latihan  terhadap  ventilasi  paru  dan  efesiensi


                                                          102
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113