Page 141 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 141

141

                                                                          “Menjadi presiden, bukan segalanya

                                                                          bagi saya, tetapi yang penting apa yang

                                                                          terbaik bagi bangsa ini.”


                 Presiden b.J. Habibie memimpin rapat
                 kabinet bidang ekonomi, 23 Juni 1999
                 (sumber: antara).







                 Dengan kebijakan  ini  dimaksudkan  agar birokrasi dapat  ri (Kapolri) bertanggung  jawab langsung kepada  Presiden
                 sepenuhnya melaksanakan  tugas pemerintahan  dan  dan anggaran Polri  akan dimasukkan  dalam  anggaran
                 pelayanan rakyat.  sebagai  akibat  kebijakan  ini, terpaksa  Departemen Dalam negeri.
                 akbar tanjung dan Hamzah Haz harus meninggalkan jabatan   namun,  untuk  sementara  waktu,  kebijakan  tersebut
                 menteri, karena mereka ketua partai Golkar dan PPP.  belum  dijalankan dengan pertimbangan  menghindari
                                                                     polemik baru. Habibie mengetahui, di saat suasana genting
                 JALAN mERITOKRASI DAN AmANDEmEN KONSTITUSI          dengan hitungan waktu  mundur, menciptakan polemik
                    22 mei 1998. Habibie dengan cepat akhirnya menyebutkan  yang  bisa berkepanjangan hanya  mempercepat  ke arah
                 satu per satu nama menteri yang menjadi anggota Kabinet  kehancuran. namun yang pasti, Gubernur bi dan Jaksa agung
                 reformasi  Pembangunan.  Dalam  susunan kabinet  tersebut  tidak disertakan dalam kabinet untuk menjaga independensi
                 mulanya  Habibie  bermaksud  memisahkan  jabatan  menteri  kedua lembaga tersebut.
                 Pertahanan dan Keamanan (menhankam) dengan Panglima    salah satu misi terpenting pemerintahan Habibie
                 abri (Pangab). Pangab haruslah seorang jenderal dan posisi  adalah membuka jalan peralihan demokratis dengan
                 ini diberikan  bergiliran  kepada  semua  angkatan: angkatan  mempercepat pelaksanaan  pemilu.  bagi  Habibie, pemilu
                 Darat,  angkatan  laut,  dan  angkatan  udara.  sementara  adalah  instrumen  demokrasi  yang  membagi kekuatan
                 posisi menhankam bisa dijabat oleh tokoh sipil.     potensial  masyarakat untuk bersaing secara terbuka
                    oleh Habibie,  angkatan  bersenjata  republik  indonesia  dan  bukannya  tersalurkan  dengan cara  destruktif.  untuk
                 (abri) dipisahkan dari Kepolisian negara republik indonesia.  itulah tugas Habibie adalah menyiapkan instrumen aturan
                 nama abri lalu diubah menjadi tentara nasional indonesia  baru dan ia mengambil inisiatif mendatangi Gedung DPr/
                 (tni). Pemisahan ini  disertai  dengan pembedaan  kerja  mPr pada 25 mei 1998. misi Habibie adalah berkonsultasi
                 yang jelas.  tni bertugas  mengamankan  dan  memelihara  dengan pimpinan dewan dan pimpinan fraksi mengenai
                 kedaulatan  negara  dan mencegah terjadinya perang,  jadwal sidang istimewa (si) mPr.
                 sementara  polisi bertanggung  jawab  menegakkan  hukum   Dalam pertemuan konsultasi selama 90 menit tersebut,
                 dan memerangi  kejahatan.  semua  bentuk  pelanggaran  dihasilkan lima kesepakatan. Pertama, keinginan pemerintah
                 terhadap uuD  1945, tap  mPr, uu,  Peraturan  Pemerintah,  mengenai  agenda  percepatan  pemilu  memiliki  semangat
                 dan Peraturan  Daerah  ditangani polisi.  Kepala  Kepolisian  yang sama dengan dewan dan dewan telah membentuk tim



                 b .j .habibie:1998-1999



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   141                                                 8/21/14   1:16 PM
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146