Page 145 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 145

145











                 Kunjungan Presiden b.J. Habibie beserta ibu Hasri   setelah mengadakan dialog dengan masyarakat aceh
                 ainun Habibie ke aceh, diterima oleh Gubernur       di masjid raya baiturrahman banda aceh, Presiden bJ.
                 aceh di pendopo gubernuran banda aceh, maret        Habibie melaksanakan shalat berjamaah, maret 1999
                 1999 (sumber: arsip Keluarga Habibie).              (sumber: arsip Keluarga Habibie).





                 federal. otonomi daerah  adalah  desentralisasi  yang masih  dan kapasitas (apakah tersedia sarana-prasarana dan sDm
                 berada dalam konteks negara Kesatuan republik indonesia.  pendukungnya?).
                    Payung hukum otonomi daerah terletak dalam undang-  Dengan otonomi tidak ada sistem daerah bertingkat.
                 undang tentang Pemerintahan Daerah dan undang-undang  Juga tidak ada lagi lembaga pemerintah pusat di kabupaten
                 tentang Perimbangan  Keuangan  antara  Pemerintahan  dan kota.  semua instansi menjadi otonom dengan titik
                 Pusat dan Daerah. Dalam penyusunan uu tersebut, Habibie  berat otonomi di kabupaten/kota. Pergeseran dari pusat
                 mendengarkan analisis dari tim pakar di bidang administrasi  ke kabupaten/kota berlatar pada tiga alasan. Pertama,
                 dan pemerintahan  daerah  yang dibentuk  menteri  Dalam  untuk memudahkan pelayanan masyarakat. semua urusan
                 negeri. tim ini dipimpin oleh Prof. Dr. ryaas rasyid.  dapat diselesaikan di kota kabupaten.  birokrasi menjadi
                    Dengan disahkannya  uu  no. 22  tahun  1999 tentang  lebih  efektif  dan  efisien.  Kedua,  meletakkan  titik  berat
                 Pemerintahan Daerah, maka turut diatur di dalamnya  otonomi di kabupaten/kota akan semakin mendekatkan
                 mengenai tugas dan wewenang DPrD beserta otonominya.  pemerintah dengan rakyat. Ketiga, titik berat otonomi di
                 uu ini memberikan wewenang seluas-luasnya kepada  kabupaten/kota akan menghilangkan  micronationalism
                 daerah untuk menyelenggarakan semua kewenangan  yang merupakan bibit disintegrasi negara.
                 pemerintahan, kecuali dalam lima hal, yakni bidang politik   lebih khusus mengenai masalah aceh, DPr mengeluarkan
                 luar negeri, pertahanan dan keamanan, kebijakan moneter,  uu  no.  44  tentang Keistimewaan  Provinsi  istimewa aceh.
                 sistem peradilan, dan kebijakan masalah keagamaan.  Dengan  uu ini  aceh  memperoleh  keleluasaan  yang  luas
                 Penyelenggaraan otonomi daerah juga diatur dalam  tap  dalam  mengatur  kehidupan  keagamaan,  pendidikan,  dan
                 mPr no. XV/mPr/1998.                                adat  istiadat mereka  sendiri.  melalui  otonomi  daerah,
                    oleh  karena pelaksanaan  otonomi daerah  disesuaikan  perimbangan  keuangan  antara pusat dan daerah  lebih
                 dengan   kebutuhan  dan   kapasitas  masing-masing  seimbang.  aceh dapat  mengendalikan  dan  mengelola
                 daerah, maka pelaksanaannya bervariasi antardaerah.  kehidupan politik serta sumber ekonominya secara mandiri.
                 besaran kewenangan daerah dipertimbangkan dengan       otonomi daerah menjadi panduan bagi seorang pemimpin
                 memperhatikan   asas  kebutuhan   (apakah   sebuah  untuk lebih memahami  kehidupan  dan permasalahan
                 kewenangan benar-benar dibutuhkan?), manfaat (seberapa  rakyatnya. Pemimpin yang sukses di daerah bukan mustahil
                 bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah di daerah?),  dapat menanjak naik sebagai pemimpin pusat. Kata Habibie,



                 b .j .habibie:1998-1999



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   145                                                 8/21/14   1:16 PM
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150