Page 87 - MODUL SENI RUPA 2&3 DIMENSI
P. 87
Lampiran
satu generasi yang mampu mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan seni
rupa, teknik artistik seni rupa, dan nilai-nilai seni rupa yang
berkualitas sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kebudayaan pada umumnya.
Proses pembelajaran ini memerlukan tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai, pendidik yang profesional, sistem
evaluasi yang berkelanjutan, komprehensif, objektif, dan
suasana sekolah yang demokratis. Jika hal itu terpenuhi, maka
peserta didik akan sampai pada tingkat “kesenangan
menemukan” dari proses belajar yang ditempuhnya. misalnya:
merumuskan masalah apresiasi seni. “Bagaimanakah proses
penemuan makna seni dalam kegiatan apresiasi seni?”
mengamati lukisan; “Apa sajakah yang diamati ketika
berapresiasi seni rupa? Menganalisis dan menyajikan hasil
apresiasi seni dalam bentuk tulisan, gambar, bagan, tabel dan
lain-lain. Menyajikan hasil kegiatan apresiasi seni di kelas
(mendiskusikan dengan teman sekelas yang dipandu oleh guru).
Discovery Learning adalah metode pembelajaran seni rupa
murni, desain dan kria yang berbasis penemuan, yakni
pembelajaran pengetahuan baru yang dilakukan dan ditemukan
sendiri oleh peserta didik, artinya bukan pengetahuan teoritik
yang diberikan oleh guru dalam bentuk final untuk dihafal. Dalam
hal ini peserta didik, atas upaya sendiri menemukan konsep-
konsep dan prinsip (misalnya hakikat seni rupa murni, seni lukis,
desain, kria dan lain-lain) melalui pengamatan, penggolongan,
pendugaan, penjelasan, dan kesimpulan.
3) Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru kesenirupaan
berdasarkan pengalaman peserta didik mengunjungi pameran
69