Page 176 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 176

AGGIE meneleponku sebelum aku naik pesawat penerbang-
               an kembali ke Jakarta. Dia baru saja mengirim e-mail daftar aset
               milik Om Liem dan grup perusahaan di luar negeri. Aku men-
               download  dan  membuka  file  penting  itu  lewat  aplikasi  telepon
               genggam sambil menunggu jadwal boarding.
                 Teringat  sesuatu,  aku  menjeda  proses  aplikasi  spreadsheet,
               memutuskan menelepon Ram.
                 ”Kau ada di mana, Thom?” Ram bertanya.
                 Aku  memakinya  dalam  hati.  Sepanjang  hari,  entah  dia  yang
               menelepon  atau  aku,  dia  selalu  saja  bertanya  hal  yang  sama.
               Terlalu pencemas, terlalu selalu ingin tahu, terlalu ingin semua
               terkendali.
                 ”Aku di luar kota. Berhentilah bertanya aku di mana. Semua
               baik-baik saja, Ram.”
                 ”Luar kota? Apa yang kaulakukan di sana, Thom? Bukankah
               kau  baru  dua  jam  lalu  masih  mengemudi  di  jalanan  macet

               Jakarta?”

                                         174




       Isi-Negeri Bedebah.indd   174                                 7/5/2012   9:51:10 AM
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181