Page 177 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 177

”Aku  tiba-tiba  kangen  gudeg,  Ram.  Hanya  makan  malam,
               sekarang segera kembali.” Aku menyengir, menatap sekitar, ruang
               tunggu terlihat ramai. Penerbangan terakhir ke Jakarta selalu saja

               ramai.
                  ”Eh?”
                  ”Lupakan,  Ram.  Kau  bisa  membantuku?  Ada  hal  penting
               yang harus kuurus.” Aku segera fokus pada kenapa aku teringat
               untuk meneleponnya.
                  ”Tentu, Thom. Apa saja yang kauminta akan kulakukan.”
                  ”Baik.  Kau  bisa  suruh  salah  satu  stafmu,  dia  pasti  punya
               daftar seratus pemilik rekening terbesar di Bank Semesta, reke-
               ning individu, bukan perusahaan. Suruh dia menelepon seluruh
               daftar itu, minta segera berkumpul di salah satu hotel. Kau bisa
               sewakan ruang pertemuan privat.”
                  ”Eh, untuk apa, Thom?”
                  ”Laksanakan saja, Ram. Jangan banyak tanya,” aku menyergah.
               ”Minta  seluruh  pemilik  rekening  itu  berkumpul  pukul  sebelas
               malam ini, tiga jam lagi.”
                  ”Astaga, bagaimana mungkin aku melakukannya?”
                  ”Memangnya kau tidak bisa menyuruh stafmu lembur seka-
               rang? Ini darurat,” aku memotong. Bahkan Maggie sejak tadi pagi

               terus  berada  di  posisinya  mendukungku.  Aku  awalnya  hendak
               menyuruh  Maggie,  tapi  dia  pasti  sedang  sibuk  mengerjakan
               urusan lain. Ada banyak staf Bank Semesta yang bisa disuruh.
                  ”Bukan  itu  maksudku,  Thom.  Bahkan  bisa  saja  aku  sendiri
               yang  melakukan  permintaanmu,  daftarnya  ada  di  hadapanku
               sekarang,  lengkap  dengan  kontak  mereka.  Tapi  bagaimana
               mungkin kau menyuruh pemilik rekening itu berkumpul pukul
               sebelas malam. Mereka punya kesibukan. Mereka nasabah private

                                          175




       Isi-Negeri Bedebah.indd   175                                 7/5/2012   9:51:10 AM
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182